Daerah BANJIR SUMATRA

NU Peduli Salurkan Bantuan ke Warga Pesisir: Tempuh Jalur Berbatu, Seberangi Sungai dengan Pompong Sederhana

NU Online  ·  Sabtu, 6 Desember 2025 | 10:00 WIB

NU Peduli Salurkan Bantuan ke Warga Pesisir: Tempuh Jalur Berbatu, Seberangi Sungai dengan Pompong Sederhana

Proses perjalanan Tim NU Peduli melakukan penyaluran bantuan ke lokasi bencana di Pasaman Barat. Mereka harus menempuh 4 jam waktu perjalanan dan menyeberangi sungai, pada Jumat (5/12/2025). (Foto: NU Online/Kendi)

Pasaman Barat, NU Online

Desa Sikilang, Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu titik penerima bantuan NU Peduli pascabanjir November 2025.


Pengantaran dan penyerahan bantuan ke desa yang terletak di pesisir pantai ini dilangsungkan pada Jumat (5/12/2025). Adapun bantuan yang diserahkan berupa kebutuhan pokok.


Tim NU Peduli harus menempuh perjalanan 4 jam dengan kendaraan bermotor dari pusat kota Pasaman Barat. Perjalanan ke titik bantuan harus melewati jalan tembus perkebunan kelapa sawit. Rombongan harus melalui jalanan berbatu dan pasir yang di beberapa titiknya terdapat lubang, genangan air bahkan lumpur tanah.


Sungai di tengah perkebunan kelapa sawit juga harus diseberangi. Untuk memindahkan sepeda motor serta mobil yang membawa barang bantuan, Tim NU Peduli harus menaiki alat transportasi sederhana yakni pompong. Alat ini seperti rakit. Alasnya terbuat dari lempengan besi. Sebagai pelampung, digunakan beberapa drum. Supaya bergerak, petugas atau penjaga pompong memegang tali yang terikat dari sisi sungai.


Tim tiba di area penyeberangan menjelang shalat Jumat.


“Ini sudah istirahat. Nanti melayani penyeberangan lagi jam 1 siang,” kata petugas.
 

Tim NU Peduli menegosiasi agar rombongan dan barang bantuan bisa diseberangkan, sehingga anggota tim yang pria dapat ikut melaksanakan shalat Jumat. Petugas pun mengabulkan permohonan itu.


“Kedalamannya bisa 7 meter,” kata petugas. Karena air sungai sedang meninggi, jalur yang harus diseberangi pun lebih panjang yakni sekitar 50 meter pada hari itu.


"Tidak boleh berenang, karena selain dalam juga kadang ada buaya," kata seorang warga lokal yang menyeberang bersama rombongan.


Benar saja di sisi penyerangan terdapat papan peringatan: "Jika melihat buaya berjemur atau telur buaya, segera menjauh". Warga juga menceritakan beberapa waktu lalu ada seorang pemancing ikan yang diserang buaya.


Tak lama turun dari penyeberangan, tibalah waktu shalat Jumat. Rombongan bersyukur dapat mengikuti shalat Jumat di masjid dekat penyeberangan tersebut.


Usai shalat Jumat, barulah rombongan meneruskan perjalanan. Menempuh jarak 10 kilometer setelah masjid di tepi penyeberangan, akhirnya Tim NU Peduli tiba di titik penerima bantuan.

Wakil Rais Syuriyah PWNU Sumatra Barat KH Bukhaini yang turut dalam rombongan mengatakan bahwa setelah melihat kejadian musibah banjir dan longsor yang terjadi, pihaknya segera turun ke lapangan untuk mengecek dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.


“Kita juga mengajak semua banom yang ada di PWNU Sumbar, serta pengurus PCNU, untuk bersama-sama membantu warga terdampak bencana alam banjir. Banyak atau sedikit, kita saling berbagi, melihat saudara-saudara kita yang mendapat musibah banjir ini," katanya.


Ia juga menyampaikan apresiasi kepada NU Care-LAZISNU PBNU yang telah turun langsung ke lapangan, melihat, dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir dan tanah longsor.


Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: https://filantropi.nu.or.id/galang-dana/yuk-bantu-korban-bencana-di-indonesia

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang