Rakyat Gayo Sepekan Terisolasi dan Krisis Logistik: Kalau Tak Ada Makanan, Kirimkan Kami Kain Kafan
NU Online · Jumat, 5 Desember 2025 | 20:30 WIB
Masyarakat Aceh Tengah harus berdesakkan untuk membeli sembako dan BBM. (Foto: dok NU Online/Helmi Abu Bakar)
Helmi Abu Bakar
Kontributor
Aceh Tengah, NU Online
Sudah lebih dari sepekan sejak banjir bandang dan longsor besar melanda dataran tinggi Gayo, termasuk Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Namun hingga Jumat (5/12/2025), warga di wilayah tersebut dan sejumlah kawasan terdampak lain mengaku belum menerima bantuan logistik dari pemerintah maupun pihak terkait.
Situasi ini menimbulkan kecemasan mendalam, kelelahan, hingga keputusasaan di tengah masyarakat yang kini hidup dalam keterbatasan ekstrem.
Tokoh agama Gayo, Tgk Mursyidin, menyampaikan bahwa kondisi warga semakin mengkhawatirkan. Ia menegaskan bahwa masyarakat bukan menunggu kemewahan, melainkan kebutuhan paling dasar: makanan, obat-obatan, dan akses komunikasi.
“Kami tidak marah, hanya lelah bertahan. Sudah delapan hari warga tanpa logistik. Anak-anak, ibu hamil, dan orang tua kini sangat rentan. Kami memohon agar bantuan segera datang,” ujarnya.
Wakil Ketua MPU Aceh Tengah itu menambahkan, masyarakat telah berusaha membuka akses secara mandiri, termasuk membuat jalur roda dua darurat di titik longsor. Namun upaya tersebut belum mampu menopang kebutuhan lebih dari seribu jiwa yang kini berada dalam situasi krisis.
Di sisi lain, warga mengaku beberapa kali melihat helikopter bantuan melintas di udara. Namun, menurut kesaksian warga yang dihimpun Tgk Mursyidin, tidak satu pun yang mendarat di jalur darurat yang telah disiapkan.
“Kami membentangkan kain putih dan memberi tanda agar helikopter turun. Tapi sampai hari ini belum ada satu pun yang singgah,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa solidaritas masyarakat tidak akan cukup tanpa intervensi pemerintah. “Ini bukan lagi bencana lokal. Ini darurat kemanusiaan. Pemerintah daerah, provinsi, pusat, dan lembaga kemanusiaan harus bergerak taktis, terutama melalui jalur udara.”
Tgk Mursyidin berharap distribusi logistik pertama dapat tiba dalam 24 jam ke depan untuk menyelamatkan kelompok paling rentan. Harapan warga kini tinggal satu: bantuan datang sebelum ketahanan fisik dan mental mereka benar-benar habis.
Warga Bertahan dengan Sisa Persediaan
Seorang warga setempat menggambarkan situasi yang semakin mendekati batas kemanusiaan. Stok makanan mulai habis, banyak keluarga hanya makan sekali sehari, dan sejumlah lansia terpaksa menahan lapar.
“Jika tidak ada lagi makanan, kirimkan kain kafan untuk kami. Kami pasrah,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ia menambahkan, beberapa orang tua terpaksa berjalan kaki puluhan kilometer menuju pusat kota untuk mencari susu atau obat-obatan. Namun langkah itu sangat sulit dilakukan karena bahan bakar kendaraan warga juga telah menipis.
Akses darat sebagai jalur utama logistik kini lumpuh total. Jalan yang tertimbun material longsor tidak dapat dilalui kendaraan roda empat, sementara jalur roda dua terlalu berbahaya untuk distribusi dalam jumlah besar.
Krisis Meluas ke Bener Meriah
Tokoh pendidikan dataran tinggi Gayo, Edi Putra Kelana, menjelaskan bahwa krisis ini tidak hanya terjadi di Aceh Tengah, tetapi juga di Kabupaten Bener Meriah.
“Aceh Tengah dan Bener Meriah masih krisis sembako karena akses darat belum bisa dilalui. Mohon doa dari saudara-saudara di luar sana, semoga jalur transportasi segera terbuka dan masyarakat bisa kembali menjalani hidup normal,” ujarnya.
Menurut Edi, distribusi bahan bakar, pangan, dan air bersih kini menjadi kebutuhan paling mendesak karena isolasi berkepanjangan telah memutus rantai pasokan.
Dengan keterbatasan ruang gerak, warga hanya mengandalkan doa dan solidaritas internal. Sebagian mulai membuka lahan untuk bertani secara darurat, sementara lainnya berbagi apa pun yang masih tersisa.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua