Surabaya, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat mengunjungi kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Kunjungan pertama kalinya itu dalam rangka belajar bagaimana sistem kaderisasi dan beberapa keunggulan yang dimiliki.
“Kaderisasi dan program unggulan NU Jawa Timur patut dijadikan contoh bagaimana bisa mensolidkan kader,” kata KH Atam Rustam, Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (6/7).
KH Marzuki Mustamar menyambut baik kedatangan dan silaturahim PCNU Tasikmalaya. Dalam sambutannya, Ketua PWNU Jawa Timur menjelaskan tiga program utama PWNU Jawa Timur yaitu masifnya Pendidikan Kader Penggerak (PKP), beasiswa keagamaan yang bekerja sama dengan lima perguruan tinggi negeri dan pengaugerahan PWNU Jatim Award.
“Tiga program unggulan ini menjadi prioritas di NU Jawa Timur, terutama di bidang kaderisasi. Saat ini PWNU Jatim telah menciptakan 200 ribu kader seluruh Jawa Timur,” kata Kiai Marzuki Mustamar di hadapan 145 peserta kunjungan dari PCNU Tasikmalaya.
Koordinator Bidang Kaderisasi, KH Abdussalam Shohib mengatakan pertama kali kebijakan program PWNU Jawa Timur masa khidmah 2018 hingga 2023 membentuk koordinator kaderisasi. Dengan kaderisasi di lingkungan PWNU Jatim diharapkan muncul penerus pengurus atau kader yang militansi.
“Dakwah keagamaan tanpa militansi tidak akan sempurna,” kata Kiai Salam Shohib yang juga Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Di Jawa Timur hampir setiap pekan selalu ada PKP, baik itu yang diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)di setiap kabupaten dan kota, atau Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) yakni di tingkatan kecamatan.
“Bahkan di tingkat Pengurus Ranting atau desa, PKP ini harus dimasifkan hingga lapisan NU paling bawah,”ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang tersebut.
Dalam pandangan Kiai Salam, PKP lintas segmen. “Bisa masuk ke mana saja. terutama masuk di kalangan profesi, mulai dari dosen, guru, dokter dan sebagainya,” jelasnya.
Koordinator Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, KH Abd A’la mengatakan program beasiswa ini tidak terlepas dari kedekatan antara Ketua PWNU Jatim dengan para rektor perguruan tinggi.
Menurut Kiai A’la, bibit radikalisme tumbuh subur di kampus negeri. “Dengan adanya beasiswa ini perguruan tinggi negeri ikut mengamankan NKRI dari paham radikalisme,” ungkap mantan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Terakhir adalah peanugerahan atau penghargaan kepada para Pengurus Cabang, MWCNU dan Pengurus Ranting NU. Penghargaan ini, memberikan semangat berorganisasi kepada para Pengurus Cabang.
Misalnya tahun 2017 NU Award menganugerahkan PCNU terbaik kepada Kabupaten Blitar dan juara dua PCNU Sidoarjo. Di tahun berikutnya 2018 dan 2019 PCNU Sidoarjo keluar menjadi juara umum.
“Ini artinya memberi semangat kepada PCNU untuk terus menjadi pelayan umat,” tutur Koderi selaku Ketua Panitia PWNU Jatim Award 2019. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)