Daerah

Pasien Covid-19 Bertambah, PCNU Pamekasan Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Senin, 6 April 2020 | 00:00 WIB

Pasien Covid-19 Bertambah, PCNU Pamekasan Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Pemkab Pamekasan saat konferensi pers usai bertambahnya pasien yang positif terjangkit Virus Corona atau Covid-19. (Foto: Hairul Anam/NU Online)

Pamekasan, NU Online

Warna zona merah peredaran virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur kian menebal. Itu seiring dengan bertambahnya pasien yang terkonfirmasi positif terjangkit virus yang menyerang paru-paru tersebut. Karena itu, PCNU Pamekasan mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaannya.

 

“Nahdliyin dan masyarakat semuanya agar lebih waspada, tetap mengikuti arahan pemerintah,” ucap Sekretaris KH Abdurrahman Abbas, saat ditemui di kantor PCNU Pamekadan, Jalan R Abd Aziz Nomor 95, Jungcangcang, Kecamatan/Kabupaten Pamekasan, Senin (6/4).

 

Kiai Abdurrahman, panggilan akrab KH Abdurrahman Abbas, mengingatkan agar masyarakat di rumah saja, tak perlu keluar rumah jika tak begitu penting. Di samping itu, harus meningkatkan imunitas dengan olahraga semacam senam lantai, makan buah dan sayuran, perbanyak minum air hangat, dan istirahat yang cukup.

 

Kendati demikian, ia meminta masyarakat tidak panik, karena itu dapat menurunkan imunitas atau daya tahan tubuh.

 

"Segala kegiatan NU, kita coba manfaatkan internet atau dalam jaringan (daring). Semisal program pengajian kitab kuning, diharapkan Nahdliyin bisa terlibat meski dari jarak jauh. Program tersebut masih berlangsung dan bahkan dilakukan oleh badan otonom (banom) NU seperti Gerakan Pemuda Ansor. Itu positif karena tetap menebar keilmuan an-Nahdliyah di tengah wabah yang cukup mengancam jiwa ini," tukasnya.

 

Sementara itu, Sekretaris Daerah Pamekasan Totok Hartono membenarkan bertambahnya pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Jika sebelumnya hanya seorang, kini menjadi dua orang.

 

"Pertama, tentang mekanisme pelaporan, bahwa pelaporan dari satgas kabupaten ke provinsi antara pukul 1 maksimal pukul 2, dari provinsi maksimal pukul 4 ke pemerintah pusat, kemudian dari pemerintah pusat turun sekitar pukul 5 ke pemprov, dan di dalamnya ada kewenangan pemerintah pusat yaitu menginformasikan tentang pesien terkonfirmasi positif," urai Totok saat jumpa pers di Pendopo Ronggosukowati, Ahad (5/4) malam.

 

Pada Ahad sore pukul 17.00 WIB, ungkapnya, ada informasi Kabupaten Pamekasan bertambah satu PDP terkonfirmasi positif Covid-19. Pasien tersebut saat ini sedang dirawat di RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan.

 

Sementara itu, Jubir Satgas Covid-19 Pamekasan dr Ahmad Marzuki mengungkapkan, hasil laborarorium pasiem Covid-19 berasal dari pusat (Jakarta); pemeriksaan laboratorium yang sudah dikirim beberapa waktu lalu itu pelaporannya langsung dari pusat.

 

"Jadi kami menerima laporan hasil konfirmasi laboratorium positif itu sekitar pukul 17.00 untuk pasien yang PDP positif Covid-19,” jelasnya.

 

Untuk riwayat perjalanan, tambah dr Marzuki, pastinya dia mungkin dari daerah resiko. Kemudian olehnya dipantau dan mengalami sakit, langsung dirawat di RSUD. Di RSUD masuk tanggal 31 Maret.

 

"Untuk PDP 3, kami kroscek ke RSUD memang informasinya petugas haji yang ikut pelatihan di Surabaya. Dia memang datang dari daerah resiko kemudian mengalami gejala dan dia statusnya SBG ODP," ungkapnyam

 

Saat dipantau, tambahnya, ada peningkatan status ke pasien dalam pengawasan (PDP), sehingga dirawat di RSUD. Hasil laboratoriumnya keluar dan hasilnya konfirmasi positif. Usianya 46 tahun, laki-laki.

 

Sementara itu, Direktur RSUD dr Farid menepis isu pasien positif yang tidak mau diisolasi.

 

"Yang melarikan diri bukan yang ini (PDP 3) melainkan itu PDP 2. PDP 2 yang lari itu masuknya sekitar tanggal 26 Maret. Kami rawat mulai membaik, membaik dilihat dari saturasi oksigen. Kami lakukan perawatan sampai sekarang saturasinya meningkat," paparnya.

 

Hasil laboratorium PDP 2 sudah dikirim ke pusat, tapi hingga saat ini belum ada konfirmasi positif, sehingga orangnya minta pulang.

 

"Ketimbang dia pulang, ada penolakan masyarakat, sehingga saya ambil alih. Ketimbang nunggu hasil dari pusat statusnya apa positif apa negatif, tidak mau meresahkan masyarakat, kami taruh di ruangan lain," paparnya.

 

Ruangan isolasi Covid-19 di RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan hanya muat untuk 6 orang. Efektifnya 4 pasien, tapi bisa dipaksakan untuk 6 pasien.

 

Kontributor: Hairul Anam

Editor: Aryudi AR