Helmi Abu Bakar
Kontributor
Bireuen, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bireuen memastikan seluruh pesantren, Nahdliyin, dan masyarakat Aceh khususnya Bireuen sebagai kota santri untuk mematuhi keputusan pemerintah dengan tidak mudik yang mulai berlaku sejak Kamis 6 Mei hingga Senin 17 Mei 2021.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Tgk H Lutfi Arongan selaku Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bireuen kepada NU Online Ahad (9/5).
Pria yang akrab disapa Ayah Panti yang juga Komisioner Baitul Mal Bireuen itu mengatakan masyarakat dan para santri memang merasa berat dengan larangan mudik ini. Terlebih momentum lebaran untuk berkumpul dengan keluarga, namun pemerintah telah melakukan pengkajian yang mendalam terhadap larangan tersebut.
"Kita selaku Nahdliyin dan santri wajib taat kepada ulil amri dalam hal ini berkaitan dengan larangan mudik jelang lebaran tahun ini," sambung pengasuh Dayah Harapan Umat Arongan Bireuen,
Selanjutnya kandidat doktor UIN Sumatera Utara itu mengatakan ketaatan pesantren Nahdliyin terhadap protokol kesehatan yang diamanahkan pemerintah tercermin dari bebasnya para santri dari Covid-19.
"Larangan santri mudik membawa kontribusi besar agar penularan Covid-19 di tanah air dapat diatasi dengan cepat," kata Sekjen Tastafi Bireuen.
Sementara itu Tgk Iswadi Arsyad mengingatkan seluruh masyarakat baik ASN dan elemen masyarakat lainnya juga santri agar tidak melakukan mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
"Masyarakat harus menaati ketentuan yang diberlakukan pemerintah ini guna menekan angka penyebaran dan penularan Covid-19 di Indonesia," katanya Wakil Katib Am PCNU Kabupaten Bireuen.
Pria yang akrab disapa Abah Iswadi Laweung itu mengatakan masyarakat harus banyak belajar dari kasus lonjakan Covid-19 di India dan varian barunya. "Kita mengajak di samping 3M, juga melakukan 2M, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas dengan tidak melakukan mudik," sambung Ketua Prodi PMI IAI Al-Aziziyah Samalanga itu.
Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga itu menjelaskan peningkatan mobilitas warga selama masa mudik Lebaran bisa menyebabkan lonjakan kasus penularan Covid-19.
"Kita mengajak kepada kita semua untuk sementara menunda dulu mudik Lebaran kali ini, meskipun menyadari bahwa menunda mudik bukan hal yang mudah. Namun dalam masa pandemi seperti sekarang, pilihan untuk menunda mudik harus diambil demi keselamatan dan kesehatan keluarga di kampung halaman," tutup Pengasuh LPI Nurul Arifah al-Aziziyah Samalanga itu.
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua