Daerah BANJIR SUMATRA

Pemulihan Dayah MUDI Samalanga Terhambat, Alumni Berdatangan Jadi Relawan

NU Online  ·  Rabu, 10 Desember 2025 | 18:30 WIB

Pemulihan Dayah MUDI Samalanga Terhambat, Alumni Berdatangan Jadi Relawan

Relawan dari alumni Dayah MUDI Samalanga sedang berjibaku membersihkan lumpur yang menumpuk di dayah. (Foto: dok Helmi Abu Bakar)

Bireuen, NU Online

Hampir dua minggu pasca banjir besar yang melanda wilayah Aceh, kondisi Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga masih jauh dari pulih. Fasilitas pendidikan masih dipenuhi lumpur pekat setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa. Sisa-sisa banjir tampak jelas di area kamar santri, ruang belajar, hingga halaman dayah.


Minimnya bantuan pemerintah dalam penanganan pascabencana turut memperlambat proses pemulihan. Di tengah situasi tersebut, semangat gotong royong justru muncul dari para alumni dan relawan.


Alumni MUDI dan relawan asal Kabupaten Pidie, Aceh menjadi kelompok pertama yang bergerak tanpa menunggu instruksi. Mereka datang membawa alat kebersihan, karung, serta logistik sederhana untuk membantu guru dan santri yang telah kelelahan bekerja sejak banjir surut.


Wakil Direktur I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Tgk H Zahrul Mubarak, akrab disapa Abi MUDI, menyampaikan apresiasi atas gerakan para alumni sekaligus menyinggung lambannya respon pihak terkait.


“Musibah banjir yang melanda Dayah MUDI Samalanga hingga hari ini masih minim perhatian pemerintah, baik untuk sanitasi, pembersihan, maupun bantuan lainnya. Tapi kami tidak boleh larut. Kehadiran alumni, terutama dari Pidie, yang bergerak tanpa menunggu aba-aba adalah bukti bahwa cinta kepada dayah tidak pernah padam,” ujarnya kepada NU Online kemarin.


Menurutnya, banjir kali ini bukan hanya merusak fasilitas fisik, tetapi juga menghambat proses pendidikan yang telah terhenti hampir dua pekan. Meski demikian, semangat santri, guru, dan alumni membuat pemulihan berjalan lebih cepat.


“Kehadiran alumni MUDI Samalanga asal Pidie, baik pimpinan dayah, ASN, maupun alumni senior, yang turun langsung membantu pembersihan menjadi motivasi bagi santri dan dewan guru untuk bekerja lebih giat,” katanya.


Salah satu alumni MUDI Samalanga, Tgk Basri atau Abi Basri Paloh, yang ikut membersihkan lumpur, menyebut aksi ini sebagai kewajiban moral.


“Dayah ini tempat kami dibesarkan dalam ilmu dan adab. Ketika mendengar kondisinya rusak parah, kami tidak bisa tinggal diam. Kalau bukan kami yang membantu, siapa lagi? Pemerintah datang lambat, tetapi kita tidak boleh bersandar pada itu,” tegasnya.


Ia menjelaskan bahwa banyak sudut dayah masih dipenuhi lumpur tebal yang membutuhkan waktu berhari-hari untuk dipulihkan. Para alumni berkomitmen datang bergelombang hingga kondisi kembali normal.


Abi Basri, yang juga Ketua Tastafi Pidie, menambahkan bahwa para alumni, santri, dan relawan bekerja sepanjang hari: mulai dari menyemprot saluran air, menyikat lantai kelas, menggali lumpur di kamar santri, hingga mengevakuasi kitab kuning yang masih dapat diselamatkan.


============

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang