Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kehidupan pesantren tak habis diceritakan. Selain berkesan, kehidupan pesantren menjadi hal yang sulit dilupakan bagi santri. Firda Usfadhila misalnya, meski disibukan dengan jadwal pengajian yang padat, santriawati Pesantren Raudhotul Qoniin Kota Serang, Banten ini menuliskan kesehariannya melalui puisi.
Puisi-puisi tersebut dikumpulkannya pada buku setebal 121 halaman. Isinya mengangkat pengalaman Firda selama menuntut ilmu di sejumlah pesantren di Banten, antara lain Babusalam Tangerang, Ashidqiyah 2 Batu Ceper Tangerang, Raudhotul Qoniin Kota Serang, Riyadul Awamil dan Nurul Hikmah.
Mahasiswi program studi Bahasa dan Sastra Arab Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten ini hobi menulis puisi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Baginya, penulis puisi adalah cara sederhana meluapkan perasaan seseorang.
“Puisi ini saya beri nama Senja di Langit Pesantren. Puisi yang saya buat merupakan tentang pembelajaran kehidupan di pesantren. Tujuan saya menuliskan puisi ini agar pembaca bisa merasakan kembali rasa cinta kepada Allah dan membuat hubungan baik kepada manusia,” kata Firda saat dihubungi NU Online di Jakarta, Selasa (29/10).
Selain itu, ujar kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Fakultas Ushuludin dan Adab ini, Senja di Langit Pesantren diartikan sebagai rentang waktu yang singkat. Kata langit diartikan sebagai tempat tinggal umat manusia yang sementara. Sedangkan pesantren bagi Firda bermakna proses manusia kembali mempersiapkan serta membiasakan diri untuk beribadah kepada sang ajali, Allah Swt.
“Arah puisi ini lebih kepada tasawuf dimana menumbuhkan kesedaran manusia akan kembali kepada Tuhan, serta mempersiapkan bekal amal diri untuk dikehidupan yang abadi (akhirat),” tuturnya Firda mengurai alasan pembukuan Puisinya itu.
Ada 120 puisi Firda yang diterbitkan CV Jejak, Sukabumi, Jawa Barat ini. Di dalamnya terdapat kisah Firda ketika mengaji bersama ratusan santriawati, saat belajar di kampus termasuk saat-saat Firda mengagumi kebesaran Allah dan seseorang sebagai ciptaan-Nya.
Sebelumnya, Firda juga terus mengembangkan bakat menulis puisinya melalui Perlombaan menulis puisi tingkat nasional. Prestasi yang diraih Firda di antaranya juara favorit 2 perlombaan menulis esai nasional tahun 2018 dan juara 1 perlombaan puisi nasional tingkat umum tahun 2018. Firda saat itu mampu mengungguli 1570 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua