Daerah ZIARAH

Penuhi Nazar, Kader PMII Solo Ziarahi Makam Mahbub Djunaidi (2-Habis)

Kamis, 6 April 2017 | 08:02 WIB

Solo, NU Online
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari kampus UIN Sunan Gunung Djati (SGD) ke Kota Bandung, sampailah Joko Priyono beserta beberapa kader PMII Rayon Saintek UIN SGD ke makam Ketua PMII yang pertama, Mahbub Djunaidi, yang terletak di Kompleks Pemakaman Assalam Caringin.

Selain Mahbub, beberapa tokoh ulama dimakamkan di kompleks tersebut. Nama-nama mereka tertera pada sebuah spanduk yang dibentangkan tak jauh dari pintu masuk makam.

Mereka antara lain, Habib Husen Alaydrus, Habib Usman Alaydrus, KH M Hidayat (Ajengan Cikoneng) dan lain sebagainya. Nama H. Mahbub Djunaidi (PBNU) tertera di urutan nomor dua puluh.

Di kalangan masyarakat pada umumnya, H Mahbub Djunaidi yang wafat pada 1 Oktober 1995 pada usia 62 tahun, tidak hanya dikenal sebagai aktivis NU serta mantan anggota DPR/MPR (1960-1970).

Ia juga banyak dikenang dan menjadi sosok inspirasi, bagi mereka yang menggeluti dunia kepenulisan, bahkan ia pernah menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 1965-1970.

Kompleks makam tampak begitu asri dan terawat. Hawa sejuk menyambut kedatangan mereka kala itu. Tak butuh waktu lama, mereka pun menemukan makam Mahbub. Lantunan dzikir tahlil dan doa kemudian mereka bacakan untuk hadiah kepada sang pendiri organisasi.

Kini, tuntas sudah janji Joko untuk berziarah kepada sang idola (Penuhi Nazar, Kader PMII Solo Ziarahi Makam Mahbub Djunaidi ). Menariknya, usai datang ke makam Mahbub, Joko seperti mendapat energi lebih untuk kembali menulis.

“Semacam mendapat inspirasi dan semangat untuk lebih produktif dalam menulis,” ungkap Joko, saat ditemui NU Online, belum lama ini (28/3).

Bak mendapatkan durian runtuh, cita-cita pemuda kelahiran Boyolali itu untuk menulis sebuah buku pun akhirnya tersampaikan. Sepulang dari Kota Bandung, ia mendapatkan kabar dari salah satu penerbit, bahwa bukunya yang pertama telah siap untuk diterbitkan. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)