Daerah

Perlunya Perhatian Khusus pada Anak Yatim yang Hafidz

Selasa, 24 September 2019 | 07:00 WIB

Perlunya Perhatian Khusus pada Anak Yatim yang Hafidz

Santunan Al-Ahsan Peduli Indonesia Cabang Kediri, Jawa Timur bagi anak-anak yatim dan piatu yang sedang menghafal Al-Qur'an. (Foto: Syarif/NUO)

Kediri, NU Online
Al-Ahsan Peduli Indonesia Cabang Kediri, Jawa Timur mengadakan santunan pendidikan bagi puluhan anak-anak yatim dan piatu yang sedang menghafal Al-Qur'an.

Kegiatan ini sebagai bentuk penghargaan bagi santri hafidz berprestasi dalam festival tahfidz yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Ar-Rasyid Tahfidz School Dusun Batan Kulon, Desa Blaru, Kecamatan Badas.

General manager program Yayasan Al-Ahsan Peduli Indonesia, Khoirum Muslimin menjelaskan, lembaganya dalam hal ini bertindak sebagai penyedia santunan. Kerjasama ini dimaksudkan untuk memotivasi para penghafal Al-Quran.

"Tujuan kegiatan festival untuk mencetak generasi panghafal Al-Qur'an yang berakhlak sesuai ajaran Qur'an," jelasnya, Senin (23/9).

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini akan semakin banyak generasi muda yang ingin belajar Al-Qur'an dengan serius dan semangat. Muslimin beralasan, saat ini banyak generasi muda yang saat usia produktif tidak mempelajari Al-Qur'an. Efeknya, hingga dewasa dan tua banyak umat Islam yanh tidak bisa baca tulis Al-Qur'an.

"Di Pesantren Al-Ahsan Bareng milik kita para santri diajarkan Al-Qur'an sejak dini. Orang tua harus membatasi penggunaan handphone pada anak dan diganti tulis baca Al-Qur'an," kata pemuda asal Tuban ini.

Muslimin menjelaskan juga, saat ini banyak gerakan pemuda atau orang tua yang ingin belajar baca tulis Al-Qur'an. Namun karena terlambat maka mereka ingin cepat selesai. Padahal mereka tidak didukung oleh kemampuan otak yang mudah menangkap pelajaran.

Pikiran orang dewasa lanjutnya, sudah tidak bisa tenang karena banyak masalah dan hal yang dipikirkan. Sehingga saat diajarkan membaca Al-Qur'an harus diulang berkali-kali. Itupun kadang belum juga berhasil

"Karena alasan sibuk, orang sekarang ingin belajar Qur'an secara cepat, tapi hasilnya tentu tak maksimal. Coba belajar dari kecil pasti lengket," katanya.

Melihat fenomena ini, Muslimin berharap santri penghafal Al-Qur'an bisa menjawab masalah ini. Tidak hanya itu, mereka diharapkan menjadi icon utama dalam membumikan Al-Qur'an keseluruh pelosok negeri. Oleh karenanya, para penghafal Al-Qur'an harus didukung dan difasilitasi.

"Kita harus dukung ahli Qur'an, jika mereka berkenan maka kita dukung mereka dikirim ke perdalaman Papua, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Biar di sana lahir generasi Qur'ani yang bibirnya selalu melantunkan kalam ilahi," tandas Muslimin.
 
Kontributor: Syarif
Editor: Muhammad Faizin