Daerah

Pesantren An-Nawawi Tanara Bangkitkan Ekonomi Umat dari Pesantren

Selasa, 13 Maret 2018 | 09:30 WIB

Serang, NU Online
Pendiri Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara (Penata) KH Ma’ruf Amin menginisiasi Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN). KMSN dan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Umat (LPEU) akan diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo di Penata, Rabu (14/3).

KMSN dan LPEU yang digerakkan oleh puluhan pesantren tersebut telah bergerak di sejumlah sektor bisnis dan usaha.

“Gerakan ini tidak ujug-ujug (tiba-tiba) ada. Ini sudah digelorakan Kiai Ma’ruf sejak lama. Secara konseptual dan kodifikasi hukum, kiai memulainya sejak tahun 90-an. Saat itu beliau mendorong lahirnya perbankan dan lembaga keuangan syariah. Kemudian, sejak didaulat menjadi Rais Aam PBNU, ia menggelar halaqah keliling daerah se-Indonesia. Para kiai syuriyah NU dari tingkat wilayah, cabang, hingga ranting NU diajak berdialog. Untuk memetakan persoalan keumatan, sekaligus mendorong para kiai untuk bangkit menata kembali perekonomian umat dari berbagai sektor,” kata Ketua Panitia Grand Launching Pemberdayaan Ekonomi Umat Uday Abdurrahman di Penata, Serang, Selasa (13/3).

Upaya pemberdayaan ekonomi umat tersebut, kata Uday, tak bisa dilakukan sendirian atau hanya sekelompok tokoh. Karena itu, Kiai Ma’ruf mendorong pemerintah, tokoh agama, dan para pengusaha untuk bersinergi mengintegrasikan komitmen dalam pemberdayaan ekonomi umat.

“Kiai menyebutnya sebagai arus baru ekonomi Indonesia,” kata Uday.

Gerakan Kiai Ma’ruf Amin yang kini diamanahi sebagai Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI itu, menurut Uday, bukan tanpa rintangan. Banyak pihak yang awalnya skeptis bahkan mencibir.

“Tapi ia selalu bilang, yang penting kita bergerak saja. Nanti kalau sudah terlihat hasilnya, yang lain pun akan ikut bergerak. Sebab di pesantren, kita diajarkan bahwa alharakah barakah. Pergerakan akan berbuah berkah,” imbuhnya.

Saat ini, pembentukan KMSN dan LPEU belum genap setahun. Meski demikian, KMSN dan LPEU yang baru beranggotakan 25 pesantren di seluruh Indonesia itu telah bergerak di sejumlah sektor bisnis, yakni sektor jasa keuangan, ritel, budi daya pertanian, perikanan, dan peternakan serta sektor jasa.

“Jadi pesantren anggota KMSN ini akan jadi percontohan gerakan pemberdayaan ekonomi umat. Kita sudah bekerja sama dengan Leumart di sektor ritel, REI di sektor properti, C-Farming IPB untuk pengembangan udang windu, dan Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) untuk produk pertanian dan olahan jagung. Dengan REI kita akan membuat desa wisata dan rest area di Malang, Martha Tilaar juga kemarin mengajak kerja sama untuk pengembangan spa dan hotel syariah,” kata Uday.

Ketua Umum KMSN Sholahuddin menambahkan, produksi olahan jagung yang dikembangkan di tiga pesantren di Lamongan kini telah menembus pasar Malaysia dan negara-negara Timur Tengah.

Sholah berharap, KMSN ke depan tak hanya melibatkan 25 pesantren di Indonesia, yang kini sudah bergerak, tapi juga bisa mengajak ribuan pesantren, pengelola masjid, majlis taklim, kampus, hingga organisasi kemasyarakatan di tingkat desa.

Pesantren yang memiliki lahan agak luas diajak mengembangkan produk pertanian sehat, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Mereka akan didorong mengembangkan produknya.

“Saat ini yang sudah berjalan budi daya jagung di pesantren-pesantren Nurul Huda, Kuningan, di Serang, Lamongan tiga pesantren, di  Bangka Belitung, dan Kalimantan Timur dengan KTNA Kaltim. Kita juga kerja sama dengan C-Farming IPB untuk pengembangan udang windu di Kepulauan Seribu,” kata Sholah.

Setelah peluncuran besar di Penata, pihaknya juga merencanakan untuk membuka outlet atau ritel Leumart di 50 pesantren di Jawa Timur.

Ke depan, kata Sholah, kita kembangkan leumart ini di tiap kota 50 outlet atau ritel, bekerja sama dengan pesantren, masjid, kampus, ormas atau majlis taklim. Pengembangan pupuk hayati, yang memproduksi banyak pupuk untuk produk pertanian sehat, ada green kopi, olahan jagung dari es krim, kerupuk, puding, dan lain-lain. Di Lamongan sudah jalan, bahkan sudah ekspor ke Malaysia.

“Ke depan kita bermitra bisa dengan UMKM, kelompok tani, bahkan personal,” kata Sholah. (Malik/Alhafiz K)