Salah seorang Pengurus Komisariat PMII STIE Mandala Jember tengah mengikuti Diskusi Online tentang dampak Covid-29 terhadap pertumbuhan ekonomi. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Virus Corona atau Covid-19 tak ubahnya bagai cerita horor yang cukup menakutkan. Ia menjelma sebagai momok yang menghunjam kegundahan di tengah-tengah masyarakat. Namun belakangan bukan hanya fisik penyakitnya yang ditakutkan tapi efek berantai yang ditimbulkan akibat kebijakan pemerintah terkait upaya pencegahan Corona, juga mengkhawatirkan.
Salah satu efek yang paling dikhawatirkan adalah terkait dengan perputaran roda ekonomi. Mau tidak mau dengan penerapan status darurat Corona, apalagi sampai pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), maka tentu akan menyebabkan tersumbatnya sirkulasi ekonomi masyarakat.
“Jika ekonomi Indonesia menjadi ‘status quo’, maka akan berimbas pada konsumsi penduduk yang menurun. Pertumbuhan ekonomi dapat turun bisa di angka minus ketika keadaan (virus Corona) masih lama tidak teratasi, dan itu cukup menyulitkan” ujar dosen Ekonomi Pembangunan, STIE Mandala Jember, Mustofa saat menjadi narasumber dalam Diskusi Online di Jember, Senin (19/4).
Akibat selanjutnya adalah banyak perusahaan yang gulung tikar akibat menurunnya konsumsi masyarakat yang berimbas pada banyaknya karyawan atau pegawai yang di-PHK. Dampak berikutnya adalah timbulnya pengangguran atau setengah pengangguran yang tergerus atau bahkan hilang sumber pendapatannya.
“Soal ekonomi, harus dituntaskan. Ini problem kita bersama, problem bangsa Indonesia yang wajib kita hadapi bersama-sama,” harapnya.
Oleh karena, Mustofa berharap kader pergerakan tidak bersifat pasif dalam menghadapi Corona, mentaati kebijakan pemerintah, dan bisa menjaga diri, minimal tidak menambah persoalan yang ada. Lebih dari itu, anggota PMII diharapkan dapat memberikan edukasi terkait pencegahan Corona.
“Apapun yang bisa kita lakukan, maka lakukan. Virus ini jangan dianggap remeh, apalagi PSBB sudah merambah sejumlah daerah di Jawa Timur,” urainya.
Mustofa menegaskan, pemerintah perlu memastikan bahwa program bantuan dan pemberdayaan berjalan sesuai dengan harapan. Ia lalu menyebut program Prakerja, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan program kompensasi lainnya, diharapkan bisa menyentuh warga dan tepat sasaran.
“Semua itu harus kita kawal,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Komisariat PMII STIE Mandala Jember, Edi Susanto menjelaskan bahwa Diskusi Online tersebut dimaksudkan untuk menggugah kesadaran kader PMII agar lebih punya kepedulian terhadap pembasmian Corona. Di samping itu, untuk meningkatan daya kritis anggota PMII dalam menyikapi dampak Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kita tak usah sungkan-sungkan untuk mengkritik pemerintah jika ada kebijakan yang salah. Dan kita wajib mengontrol pelaksanaannya di lapangan,” ungkapnya.
Diskusi Online yang digelar oleh Pengurus Komisariat PMII STIE Mandala Jember, Jawa Timur itu mengusung tema Dampak Covid-19 terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Meskipun digelar secara daring (dalam jaringan), namun peminatnya cukup banyak.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua