Jenuh Pembelajaran Daring, IPNU: Perlu Kreativitas, Kolaborasi, dan Produktivitas
NU Online · Senin, 20 April 2020 | 14:45 WIB
“Banyak terjadi kebosanan, mereka butuh kreativitas, sampai 92 persen,” kata Lukman Hakim, pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, saat Webinar Lembaga Komunikasi Perguruan Tinggi (LKPT) pada Ahad (19/4).
Lukman menjelaskan bahwa pembelajaran tetap harus dilanjutkan dalam situasi wabah pandemi Covid-19 ini. Namun, pembelajaran itu harus difokuskan pada hasilnya, yakni meningkatkan learning outcome-nya. Karenanya, ia menegaskan bahwa harus ada tiga aspek yang ditekankan dalam pembelajaran daring.
Pertama, jelasnya, adalah kolaborasi. Rekan satu kelas bukanlah pesaing, melainkan mitra yang harus diajak kolaborasi untuk bersama meningkatkan capaian pembelajaran.
“Tiga hal ini berorientasi kepada kesiapan mereka nanti ketika mereka lulus, meskipun kondisi perkuliahannya seperti ini,” katanya.
Tak ayal, ia memberikan tugas khusus kepada mereka untuk menyatukan tiga hal tersebut dalam pembelajarannya, yakni meminta mereka untuk menganalisis budaya tertentu yang terjadi di media sosial. Hasilnya harus divisualisasikan dalam bentuk video atau flyer yang diunggah pada akun medsos masing-masing.
“Menganalisis dan memvisualisasikannya ke dalam bentuk video atau flyer dan saya minta upload ke medsos mereka sehingga ada jejak produktivitasnya,” jelasnya.
Melengkapi Lukman, Sekretaris Umum PP IPNU Mufarrihul Hazin menyampaikan bahwa memang sebetulnya pembelajaran dilakukan bukan sekadar untuk mengirimkan pengetahuan kepada para pelajar. Lebih dari itu, perkuliahan juga harus mengintegrasikan tri dharma perguruan tinggi.
“Ketika dalam proses pembelajaran tidak melulu transfer knowledge, tetapi juga melakukan pengabdian terhadap masyarakat dan penelitian menjadi satu dan terintegrasi dalam sebuah perkuliahan itu,”
Senada dengan data yang disajikan Lukman, Pengajar Universitas Indonesia Ahmad Baedowi juga menyampaikan bahwa mayoritas mahasiswanya mengalami hal yang sama. Survei yang dilakukannya secara personal menunjukkan berbagai kendala dialami oleh sivitas akademika.
Terlebih mereka yang telah pulang ke daerahnya masing-masing, seperti jaringan sinyal yang belum memadai, dan tentu saja biaya lebih untuk kuota internet.
Pewarta: Syakir NF
Terpopuler
1
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
2
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
5
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
6
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
Terkini
Lihat Semua