Surabaya, NU Online
Di hadapan sejumlah guru besar, akademisi, dan undangan yang memadati auditorium Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, secara terbuka Profesor Akhmad Muzakki menyatakan kebanggaannya sebagai alumnus madrasah.<>
Penegasan itu disampaikan Muzakki, sapaan singkatnya, saat orasi dan pengukuhan sebagai guru besar sosiologi pendidikan di kampus tersebut, Rabu (11/3) lalu. "Saya sangat bersyukur bahwa karir sekolah saya seluruhnya dijalani di lembaga pendidikan bernama madrasah," kata putra pasangan (alm) Imam Syafii dan Ibu Zulaicha ini.
Sekedar diketahui, Muzakki merampungkan pendidikan formal tingkat dasar di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama, kemudian dilanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri, serta Madrasah Aliyah Negeri, semuanya di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Madrasah yang mengajari saya bagaimana menjadi individu yang pinter dan bener sebagai kerangka kesempurnaan seorang hamba yang ideal," tandas suami Erna Mawati ini kepada NU Online, Senin (16/3).
Meskipun demikian, bapak dua anak ini menyadari bahwa proses menuju pribadi yang pinter dan bener masih jauh dari ideal karenanya terus diikhtiarkan.
Bagi Muzakki, ditempa di madrasah adalah sebagai ‘jalan yang benar’. "Pertama, madrasah telah memberikan pondasi kepada saya untuk sampai pada tahapan berikutnya menjadi akademisi pada rumpun keilmuan sosiologi seperti yang mengantarkan saya kepada jabatan sebagai guru besar," terangnya.
Kedua, madrasah telah memberikan kunci dasar bagaimana moral bisa diintegrasikan ke dalam aspek kehidupan apapun dan manapun, termasuk dunia akademik. "Konsep pinter sebagai simbol kekuatan akademik dan bener sebagai simbol kekuatan moral sangat kuat ditanamkan oleh madrasah kepada diri saya," ungkap alumnus pascasarjana UIN Sunan Ampel ini.
Dan dua simbol kekuatan hidup inilah, lanjut peraih gelar graduate diploma dari Australian National University (ANU) Canberra Australia ini, yang dirasakan sebagai kebutuhan sejati bagi kehidupan modern.
Dari tempaan madrasah inilah akhirnya membawa Muzakki terus berupaya menempa ilmu dan diri di lembaga pendidikan berikutnya. Dari mulai strata satu dan strata dua di UINSA, juga program S2 serta S3 di Australia yakni di ANU.
Sekretaris PWNU Jawa Timur ini menyelesaikan program master of philosophy (MPhil) dengan tesis berjudul Contestation within Contemporary Indonesian Islamic Thought: Liberalism and Anti-liberalism. Selama melakukan studi selama tiga tahun (2002-2005), di ANU Canberra, ia dipercaya sebagai pengajar pada Faculty of Asian Studies ANU.
Tahun 2009, atas beasiswa International Postgraduate Research Scholarship (IPRS) dari Pemerintah Australia dan juga University of Queensland International Living Allowance Scholarship (UQILAS), dari The University of Queensland, menyelesaikan program PhD (S3) dengan fokus pada studi sosiologi media dan Islam di School of History, Philosophy, Religion and Classic, the University of Queensland Australia.
Praktis dengan sejumlah pencapaian studinya ini, Muzakki berhak menyandang gelar berderet di usianya yang masih muda untuk seorang guru besar, yakni 40 tahun. Lengkapnya, gelar yang dia raih adalah Prof Akhmad Muzakki, MAg, Grad Dip SEA, MPhil, PhD. Sebuah pencapaian yang sangat membanggakan. (Syaifullah/Fathoni)
Terpopuler
1
Berikut Lafal Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
2
Sebab Perubahan Kriteria Imkanur Rukyah Jadi 3 Derajat Tinggi Hilal dan 6,4 Elongasi
3
Aceh Jadi Penentu Awal Ramadhan, Hilal Berpotensi Terlihat di Sabang dan Lhoknga
4
Bacaan Doa Kamilin Lengkap dengan Latin dan Terjemah, Dibaca Setelah Shalat Tarawih
5
Alasan LFNU Jakarta Laksanakan Rukyat Meski Hilal Belum Penuhi Kriteria Imkanur Rukyah
6
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Kesucian Hati
Terkini
Lihat Semua