PWNU DKI Jakarta Puji Banser yang Menahan Diri saat Dipersekusi
Selasa, 10 Desember 2019 | 23:00 WIB
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Muhammad Taufik Damas memuji sikap dewasa Banser Depok atas tindakan persekusi yang dilakukan oleh orang tidak dikenal pada Selasa sore, 10 Desember 2019. Kiai Taufik Damas menaruh hormat pada Banser yang tetap menjaga kestabilan emosional di tengah provokasi pelaku persekusi untuk tidak bereaksi fisik.
Demikian dikatakan oleh Kiai Taufik menanggapi edaran masif video berdurasi 1.02 menit yang menayangkan persekusi oleh orang tidak dikenal terhadap dua anggota Banser yang sedang mengendarai sepeda motor.
“Salut ane sama Banser ini. Walau keliatan kesel, dia tetap sabar. Dia tetap bantah kedunguan preman satu ini. Rusak banget otaknya itu preman. Dari mana dia dapatkan ajaran bahwa orang Islam harus takbir di jalanan? Kalo gak takbir maka jadi kafir?” kata Kiai Taufik.
Dalam video itu, korban persekusi diminta untuk menunjukkan kartu identitas dan diminta untuk mengucapkan takbir bersama pelaku. Korban juga menerima caci maki dan kata-kata kasar dari pelaku.
Diketahui belakangan, korban adalah anggota Banser Kota Depok, Jawa Barat. Korban menahan diri dan hanya menyangkal singkat permintaan pelaku untuk bertakbir. Penyangkalan korban sempat membuat panik dan gugup pelaku perihal takbir sebagai identitas keislaman.
“Buat apa (takbir)? Islam itu cukup mengucapkan dua kalimat syahadat,” kata korban ketika menanggapi permintaan paksa pelaku untuk bertakbir bersama.
Kiai Taufik membenarkan logika korban. Menurutnya, korban tidak perlu menunjukkan identitas keislamannya melalui pekikan takbir di tepi jalan.
“Banser itu (beragama) Islam dan sudah pasti takbir setiap hari (shalat). Pake nyebut Betawi pula. Ampun deh. Orang ini (pelaku) pasti korban penjajahan iblis,” kata Kiai Taufiq.
Pujian dan apresiasi serupa datang dari Sekretaris Rabithah Maahid Al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) DKI Jakarta KH Rachmad Zailani Kiki. Menurutnya, tindakan terbaik dalam menghadapi orang yang sedang marah adalah sikap menahan diri dari tindakan di luar hukum.
“Ini ilmu ‘silat’ tingkat tinggi: Biarin orang marah, dia yang marah, ngapa diladenin? Tinggal pergi aja! Salut buat dua sahabat Banser kita ini,” kata Kiai Kiai.
Tindakan persekusi terhadap Banser ini terjadi pada Selasa, 10 Desember 2019 di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kejadian ini telah dilaporkan kepada Polres Jakarta Selatan.
Kasus ini tengah ditangani oleh pihak Polda Metro Jaya. Aparat keamanan menetapkan pelaku sebagai daftar pencarian orang. Hingga berita ini diturunkan, pelaku masih dalam pengejaran.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua