Ricuh Aksi Free West Papua, PWNU DIY Imbau Nahdliyin Tetap Tenang dan Tak Terprovokasi
Kamis, 5 Desember 2024 | 14:30 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Yogyakarta, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY) KH Ahmad Zuhdi Muhdlor mengimbau warga NU tetap tenang, berhati-hati, dan jangan mudah terprovokasi terhadap kericuhan yang terjadi dalam aksi demo Free West Papua di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta pada Ahad (1/12/2024) lalu.
“Agar warga masyarakat khususnya warga NU tidak terprovokasi dengan kerusuhan yang diakibatkan demo mahasiswa Papua,” ujar Kiai Zuhdi saat dihubungi media NU Online pada Rabu (4/12/2024).
Kiai Zuhdi menghargai penyampaian aspirasi yang disampaikan oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP). “PWNU DIY menghargai penyampaian aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa Papua di Yogya,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa penyampaian aspirasi di wilayah Yogyakarta tetap dilindungi, selama tidak melanggar aturan yang ada. “Hal itu sah-sah saja dilalukan karena konstitusi kita menjamin penyampaian pendapat oleh rakyatnya,” katanya.
Dia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi harus tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekitar, serta jangan merugikan masyarakat sekitar.
“Namun penyampaian pendapat harus tetap memperhatikan keamanan dan kenyamanan orang lain, jangan merugikan orang lain apalagi merusak, karena justru akan menghilangkan simpati orang lain,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat untuk memberikan kepercayaan untuk penanganan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib seperti pihak kepolisian. “Percayakan penanganannya kepada aparat kepolisian,” ujar Kiai Zuhdi.
Ia juga menyampaikan bahwa mahasiswa Papua yang terlibat demonstrasi merupakan saudara yang perlu dijaga persatuan dan kesatuannya.
“Mahasiswa Papua adalah saudara kita setanah air yang juga mempunyai tanggung jawab menjaga persatuan,” katanya.
Kronologi Kericuhan Aksi Free West Papua
Aksi unjuk rasa West Papua di Yogyakarta awalnya berjalan lancar. Peserta aksi demo tersebut menyampaikan tuntutannya, diantaranya penolakan terhadap wacana menghidupkan kembali program transmigrasi, penolakan untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah Papua, serta penolakan terhadap otonomi baru beserta perangkatnya.
Suasana mendadak ricuh saat sore hari. Demonstran awalnya membubarkan diri dengan kondusif. Tetapi tidak lama setelahnya, tiba-tiba muncul kericuhan antara peserta aksi dan kepolisian. Menjelang waktu Magrib, demonstran mulai melempar benda-benda di sekitar, sedangkan aparat menembakkan water canon ke peserta aksi.
Menurut pihak kepolisian, pengibaran bendera bintang kejora alias bendera pro kemerdekaan West Papua disebut menjadi penyebab gesekan. Polisi menyatakan ingin mengamankan bendera tersebut saat dikibarkan beberapa pengunjuk-rasa yang hendak membubarkan diri.
“Diamankan petugas kami, terjadilah pelemparan benda-benda keras ke arah petugas, kita mengamankan situasi,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Yogya, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Nugroho Arianto yang disampaikan melalui instagram Polda DIY pada Ahad (1/12/2024).
Ia menyampaikan bahwa polisi menerjunkan sekira 500 personel dalam aksi tersebut. Adapun kericuhan antara pendemo dan aparat usai pukul 19.00 WIB. Setelahnya, kawasan Jalan Kusumanegara bisa dilintasi warga.
“Situasi aman kondusif, silakan warga masyarakat beraktivitas seperti biasa,” ujar Nugroho.
NU Online sudah berusaha menghubungi demonstran atau perwakilan demonstran, tapi belum ada respons sampai berita ini dinaikkan.
Terpopuler
1
Ustadz Maulana di PBNU: Saya Terharu dan Berasa Pulang ke Rumah
2
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
3
Khutbah Jumat: Menggapai Ridha Allah dengan Berbuat Baik Kepada Sesama
4
Puluhan Alumni Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS 2024
5
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
Terkini
Lihat Semua