Sidoarjo, NU Online
Memperingati Hari Ginjal Sedunia, Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur menggelar seminar awam bertajuk Kesehatan Ginjal untuk Siapa Saja, di Mana Saja yang berlangsung di ruang Darun Nai'im lantai tiga rumah sakit setempat, Selasa (19/3).
Direktur RSI Siti Hajar Sidoarjo, H Hidayatullah mengatakan, seminar ini merupakan keikutsertaan dalam berpatisipasi, dan salah satu wujud nyata dari rumah sakit. “Yakni tidak hanya melakukan pengobatan, tetapi juga bertanggungjawab untuk melakukan tindakan seperti ini,” katanya.
Kegiatan seperti ini juga rutin dilakukan baik untuk masyarakat awam, profesional dan medik. Dengan harapan ilmu yang disampaikan bermanfaat dan diterapkan di rumah.
"Kami merasa terpanggil dan menjadi kewajiban untuk melakukan program seperti ini. Seminar ini merupakan informasi, pendidikan, promotif dan menjadi preventif teman atau keluarga pasien," kata pria yang akrab disapa dokter Dayat tersebut.
Ia menjelaskan, paradigma yang diterapkan rumah sakit yakni menjadikan rumah sakit tidak hanya bagi orang sakit, tetapi sebagai rumah bagi orang sehat. Hal ini sudah diterapkan sejak tiga hingga lima tahun terakhir.
"Green and smart hospital merupakan paradigma kami. Di mana hijau identik dengan NU. Karena rumah sakit ini milik NU dan Muslimat, jadi kami sangat peduli dengan lingkungan hidup. Berharap ke depan bisa menjadi duta lingkungan dan menerapkan efisiensi energi," jelasnya.
Dengan melibatkan komunitas maupun masyarakat yang tidak sakit, pihaknya berharap masyarakat sadar tentang kesehatan. “Sehingga warga Sidoarjo dan luar Sidoarjo bisa semakin baik,” ungkapnya.
Lewat terbentuknya komunitas seperti senam dan sebagainya, harapannya yang sakit cepat sembuh dan yang sehat tetap sehat. “Kami melayani dengan cerdas, pintar sehingga akan menuju rumah sakit berbasis teknologi dan digital," ucapnya.
Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Dian Samudra dan Rina Yuniati.
Ketua Badan Pelaksana Mabarot Nahdlatul Ulama atau BPMNU RSI Siti Hajar Sidoarjo, Hj Nur Lutfiah menyatakan, bahwa setiap tahun pasien ginjal yang berada di rumah sakit tersebut selalu meningkat. Sehingga tahun ini pihak rumah sakit berencana akan menambah lima mesin.
Menurutnya, dari tahun ke tahun jumlah pasien di rumah sakit ini semakin meningkat. Mesinnya terbilang kurang karena sehari sekitar 24 pasien dan banyak yang mengantri. “Sehingga perlu diberikan ilmu seperti ini sehingga masyarakat bisa mencegah sejak awal,” jelasnya.
Dan saat ini sudah ada delapan mesin dan tahun ini akan menambah lima mesin lagi. “Karena sehari ada 16 kali tindakan pasien yang ingin cuci darah. Sehingga pada Senin dan Kamis dibuka tiga sift,” terangnya. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)