Daerah RAMADHAN BERKAH

Sambut Ramadhan dengan Menjadi Pedagang Bunga Dadakan

Kamis, 11 Juli 2013 | 01:08 WIB

Probolinggo, NU Online
Datangnya bulan suci Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi para penjual bunga dadakan di Kota Probolinggo. Bunga itu dibeli warga untuk perlengkapan ziarah kubur.<>

Trotoar di Pasar Baru, Jalan Panglima Sudirman dan trotoar di Jalan Pahlawan Kota Probolinggo, Selasa (9/7) tampak berbeda dengan hari biasanya. Di dua trotoar itu banyak sekali penjual bunga dadakan. Sedikitnya ada sekitar 30-an penjual bunga yang muncul menjelang Ramadhan 1434 H.

Berdasarkan pantauan NU Online, ada sekitar 15 penjual bunga di trotoar Pasar Niaga, 11 diantaranya penjual bunga dadakan, sedangkan sisanya merupakan penjual asli yang setiap hari menjual bunga di tempat tersebut. Sementara 15 penjual yang menempati trotoar jalan Pahlawan seluruhnya merupakan penjual bunga dadakan atau musiman.

Kepada NU Online, sejumlah pedagang mengaku dibandingkan tahun sebelumnya, tahun ini pembeli bunga menurun. Mereka rata-rata mengatakan tidak tahu penyebabnya, mengapa omzet penjualan bunga tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. “Tidak tahu ya, biasanya sehari sebelum puasa pembeli ramai. Tahun yang lalu sih begitu,” ungkap salah satu penjual bunga kepada NU Online.

Lantas mengapa mereka ikut berjualan bunga? Dari 26 pedagang bunga dadakan mengaku bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk menjual bunga. Karenanya mereka ikut-ikutan berdagang bunga. Seperti yang diungkapkan oleh Asmani, salaj satu penjual bunga dadakan. “Ya, kami memang berjualan bunga hanya setahun sekali dengan berharap berkah bulan Ramadhan,” ujarnya.

Perempuan yang tinggal di Kelurahan Sumbertaman Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo ini mengaku kalau ikut jualan bunga karena faktor lingkungan. Asmani yang berjualan di trotoar jalan Pahlawan Kota Probolinggo tersebut menyebutkan kalau tetangganya banyak yang menjual bunga untuk nyekar ke makam. Ia mengaku modal untuk berdagang bunga sekitar Rp.200 ribu. “Dari pada di rumah sendirian, mending saya ikut jualan bunga,” jelasnya.

Pedagang bunga nyekar yang permanen menempati trotoar pasar niaga ini mengatakan harga bunga saat ini mahal. Untuk bunga atau kembang sundel atau sedap malam, bulan sebelumnya masih kisaran Rp.30 ribu hingga Rp.50 ribu, kini naik tiga kali lipat menjadi Rp.150 ribu perkilonya. Kenaikan tersebut sama dengan bunga kenanga yang awalnya kisaran Rp.30 ribu hingga Rp.50 ribu, kini naik tiga kali lipat menjadi Rp.150 ribu per kilonya.

Sedangkan untuk bunga mawar yang bulan sebelumnya tiga tangkai Rp1.000, saat ini satu tangkainya harganya mencapai Rp3.000. “Kami menjualnya sesuai dengan harga kulakan,” katanya.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar