Pondok Pesantren Al-Ihsan Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur merayakan Hari Santri 2018 dengan upacara bendera. Peserta upacara menggunakan sarungan dilanjutkan nonton bersama (nobar) film Sang Kiyai. Film yang menceritakan kisah perjuangan KH Hasyim Asy'ari dan santri melawan penjajah ini diputar setelah upacara selesai.
Pembina upacara Tunggul Prawoto mengingatkan para santri untuk terus bersikap sederhana dalam penampilan dan sikap. Namun besar dalam karya dan semangat mencari ilmu serta mengabdi untuk masyarakat. Kesederhanaan merupakan karakter yang membuat santri tak besar kepala walaupun menjadi pejabat negara ataupun ulama.
"Santri harus tetap menjadi santri di manapun dan dalam keadaan apapun. Apa itu santri?, santri adalah orang yang berilmu tinggi tapi tetap hormat dengan kiai, guru dan keluarga. Sederhana, tidak sombong dalam bersikap. Karekter seperti ini yang membuat harga tawar santri tinggi," jelasnya, Senin (22/10).
Di era serba canggih ini, Tunggul juga meminta santri tidak hanya bisa ngaji kitab, mimpin tahlil dan doa. Tapi santri juga harus bisa mengisi pos-pos umum seperti pertambangan, teknologi, perdagangan. Dengan begitu santri bisa mewarnai setiap sendi kehidupan masyarakat dan menularkan karakter khas santri seperti jujur, kerja keras, dan nasionalis.
"Santri jangan takut tatkala terjun di masyarakat. Silakan mengabdi sesuai keahlian masing-masing. Tak harus jadi kiai semua. Masih banyak ladang dakwah lainnya. Bisa lewat dagang dengan jadi pedagang jujur, atau pejabat yang tulus melayani masyarakat maupun pengusaha sukses," ujarnya.
Sementara itu, pengurus Pesantren Al-Ihsan Khoirul Muslimin menjelaskan tujuan pemutaran film Sang Kiyai untuk memompa semangat santri. Karena bersatunya kiai dan santri bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Oleh sebab itu, santri tak boleh meninggalkan kiai berjuang sendirian.
"Film ini menggambarkan bagaimana resolusi jihad muncul dan membakar semangat para santri mengusir penjajah. Kalau dalam kehidupan sekarang bisa diwujudkan dalam bentuk membantu kiai dakwah di masyarakat. Kiai dan santri satu kesatuan yang tak boleh dipisah. Tidak ada istilah mantan guru atau mantan murid. Karena hubungan itu abadi," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
2
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
3
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
4
Gus Yahya Ceritakan Awal Mula Kiai Ali Maksum Merintis Pengajian Kitab di Pesantren Krapyak
5
Hukum Gugat Cerai Suami karena Nafkah Batin
6
Hukum Khatib Tidak Berwasiat Takwa dalam Khutbah Kedua
Terkini
Lihat Semua