Bantul, NU Online
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terjadi seiring meningkatnya kegiatan entrepreneurship atau pengusaha. Santripreneur Expo 2019 yang digelar pada Jumat hingga Ahad (2-4/8) di Lapangan Wonokromo, Pleret, Bantul, Propinsi Yogjakarta diharap meningkatkan daya saing produk santri.
"Kami berharap, expo ini mampu meningkatkan daya saing produk bisnis para santri dalam negeri," kata Arif Sudrajat, Senin (5/8).
Dalam pandangan Ketua Santripreneur Indonesia tersebut, ajang ini dapat membuka informasi dan peluang baru bisnis antar santripreneur. “Termasuk antara santripreneur dengan para pelaku bisnis nasional dan internasional," ungkapnya.
Arif melanjutkan, perbedaan expo tahun ini bila dibandingkan dengan yang sebelumnya terdapat pada lokasi, di mana penyelenggaraan tahun ini diadakan di lapangan terbuka atau outdoor. Hal tersebut disertai dengan berbagai lomba tingkat provinsi seperti hadrah, mewarnai tingkat TK dan SD, dan hias stan expo.
Selain itu, kemeriahan acara didukung dengan adanya pentas kreasi anak dan remaja. Mereka dengan semangat menampilkan berbagai macam kesenian seperti seni tari Konyil Ayu, Caping Ayu, Nasyid Deni Aden, pencak silat PSHT dan lainnya.
Perlu diketahui, dalam agendanya para santri juga mengikuti kampanye wirausaha dalam inspiratif talkshow, dedicative story report, dan santripreneur goes to campus and pesantren.
Sementara inisiator sekaligus Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia, KH Ahmad Sugeng Utomi saat dimintai keterangan menyatakan, santri harus menjadi pengusaha sebagai dedikasi bagi kemajuan ekonomi bangsa.
"Santri di zaman MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN harus bisa menjadi pemain dalam hal kewirausahaan sebagai upaya dedikasi santri untuk kemajuan ekonomi negeri," tegasnya.
Dedikasi tersebut, menurutnya, sebagai bukti bahwasanya santri juga memiliki skill dalam wirausaha. Tidak hanya melulu aktifitasnya adalah mengaji. “Santri juga harus bisa berdakwah dengan etika berdagang,” ungkapnya.
Hal tersebut diamini oleh salah satu peserta expo, Musa Al Murtadha, santripreneur asal Kajen, Kabupaten Pati yang memasarkan produknya, madu emje dalam expo tersebut.
"Acara Santripreneur Expo 2019 mewadahi semangat berdagang saya untuk terus giat dalam mengembangkan jiwa wirausaha dalam diri," ungkapnya.
Kebetulan setiap event expo produk UMKM, kata santri yang kini kuliah di UPGRIS, selalu diikutinya. Hal tersebut sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa santri tidak hanya pandai mengenai persoalan mengaji dan agama, namun juga memiliki potensi dalam berwirausaha. (Rifqi Hidayat/Ibnu Nawawi)