Semarang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang Jawa Tengah memodifikasi sebagian kegiatan yang yang melibatkan massa atau jamaah. Langkah ini untuk mensiasati kondisi darurat corona yang trend-nya semakin meningkat belakangan ini.
Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang KH Hanief Ismail mengatakan, tidak semua aktivitas yang melibatkan massa dijadwal ulang, tetapi dimodifikasi agar kegiatan tetap berlangsung namun tanpa melibatkan massa dalam jumlah besar yang hadir dalam satu majelis.
"Kegiatan mujahadah atau istighotsah rutin tetap di MWC, ranting, pesantren dan majelis taklim tidak dihentikan, tetap dijalankan di rumah masing-masing Nahdliyyin, atau dalam komunitas yang lebih kecil," kata Kiai Hanief kepada NU Online di Semarang, Rabu (25/3).
Dikatakan, selain istighosah kegiatan rutin organisasi yakni konsolidasi yang biasanya dilaksanakan dengan menggelar rapat pleno maupun rapat-tapat terbatas di kantor juga dihentikan sementara, termasuk turba ke MWC maupun ranting.
Namun demikian lanjutnya, bukan berarti seluruh aktivitas organisasi diliburkan, agar fungsi manajemen organisasi tetap berjalan aktivitas koordinasi dan konsolidasi tetap dijalankan dengan menggunakan fasilitas teknologi komunikasi digital.
"Alhamdulillah seluruh pengurus NU di tingkat ranting hingga cabang memiliki fasilitas itu, sehingga koordinasi dan konsolidasi tetap bisa dilakukan meski tidak berada dalam satu majelis tanpa berhadap-hadapan langsung atau face to face," ujarnya.
Dengan demikian lanjutnya, kendati irama atau langgam kegiatan pelayanan organisasi berubah tidak sebagainna biasanya sebelum muncul wabah covid-19, organisasi tetap bergerak, termasuk gerakan melayani umat melalui alat komunikasi yang ada.
Menanggapi seruan PBNU yang meminta seluruh warga NU untuk mematuhi instruksi, imbauan, dan protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah selama menghadapi pandemi virus corona (Covid-19), PCNU Kota Semarang telah berkoordinasi dengan MWC dan ranting-ranting untuk bersama-sama mematuhinya.
Dikatakan, protokol yang ditetapkan PBNU dan sudah direalisasikan di Kota Semarang adalah menghindari kegiatan-kegiatan yang bersifat kolosal, berkumpul, dan bergerombol.
"Demi keamanan dan kenyamanan bersama, kami patuhi protokol PBNU dan imbauan pemerintah," ujarnya.
Bahkan imbauan dan arahan PBNU dan perintah telah dimodifikasi menjadi bagian instrumen organisasi untuk menjalankan organisasi di tengah berlangsungnya darurat corona.
"Misalnya himbauan untuk memperbanyak membaca istighfar, shalawat dan berdoa memohon pertolongan kepada Allah atas munculnya wabah corona selama menjalankan aktivitas di rumah langsung digabungkan dalam bacaan-bacaan doa yang dilantunkan di kediaman Nahdliyyin," tuturnya.
Jadi pelaksanaan imbauan dan arahan PBNU maupun pemerintah itu dijadikan sebagai bagian dari realisasi aktivitas kegiatan Nahdliyin di Kota Semarang.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz