Daerah

Sisi Lain Sosok KH Abd Wahab Hasbullah Menurut Putrinya

Senin, 15 Juli 2019 | 01:30 WIB

Sisi Lain Sosok KH Abd Wahab Hasbullah Menurut Putrinya

Nyai Hj Mahfudhoh Ali Ubaid.

Jombang, NU Online
Setiap orang pasti akan menghadapi aneka permasalahan hidup. Baik itu yang menyangkut problematika pribadi, keluarga, organisasi hingga bangsa dan negara. Saat aneka masalah tersebut menimpa, segera dirampungkan agar tidak merembet kepada yang lain.

Demikian yang kerap disampaikan almaghfurlah KH Abdul Wahab Hasbullah (Mbah Wahab) kepada sejumlah anaknya maupun santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Hal tersebut diceritakan oleh Nyai Hj Mahfudhoh Ali Ubaid yang juga putri dari Mbah Wahab.

“Kalau ada masalah apa saja, segera diselesaikan,” kata Nyai Hj Mahfudloh Ali Ubaid, Ahad (14/7). 

Model penyelesaian masalah juga tidak semata mengandalkan kemampuan otak dan nalar, juga meminta pertolongan dari Allah SWT. “Hal tersebut dibuktikan saat Mbah Wahab akan menghadapi sidang di MPR,” ungkap Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU ini.

Saat hendak memberikan jawaban dan ulasan saat sidang di MPR, maka Mbah Wahab akan mengeluarkan seluruh kitab yang ada. “Kitab-kitab tersebut dikaji demi mendapatkan jawaban yang tepat atas masalah yang dihadapi,” kenang Nyai Mahfudhoh.
Tidak hanya itu yang dilakukan, juga mengajak para santri untuk membaca burdah. “Mengapa harus membaca burdah, abah?” tanya Nyai Mahfudhoh suatu ketika.

Menurut Mbah Wahab, pembacaan burdah juga penting sebagai rangkaian ikhtiar dalam mengurai permasalahan. “Agar apa yang dikerjakan abah mendapat petunjuk dan kemudahan dari Allah karena ini demi kepentingan bangsa dan negara,” ungkapnya.

Bagi Mbah Wahab, masalah akan selalu mengiringi perjalanan hidup. Oleh sebab itu, hendaknya tidak lelah untuk belajar. “Terus belajar, karena masalah hidup akan selalu datang,” katanya. 

Nyai Mahfudhoh juga menyampaikan bahwa masalah yang dihadapi juga harus secepatnya diselesaikan. “Jangan menunda menyelesaikan masalah karena akan merembet kepada masalah lain,” tandasnya.

Sosok lain dari Mbah Wahab adalah ayah yang selalu memberikan contoh. “Bahkan ketika pulang, abah akan belanja ke pasar dan memasak sendiri untuk keluarga,” ungkapnya.

Meskipun di luar dikatakan sebagai tokoh, kiai, dan pejuang, namun hal tersebut tidak menyurutkan Mbah Wahab untuk menjadikan keluarga sebagai prioritas utama. “Saat Ramadhan misalnya, abah sendiri yang mengajarkan kitab Taqrib kepada anak-anaknya,” jelasnya.

Demikian pula mengajak anak-anak berdikusi, bahkan kerap melontarkan teka-teki untuk dijawab bersama. “Hal itu menjadikan abah demikian dekat dengan keluarga,” ungkapnya.

Dengan demikian, sosok Mbah Wahan tidak semata memiliki semangat juang yang tinggi bagi eksistensi bangsa dan negara. “Juga memiliki perhatian yang tinggi kepada keluarga,” pungkasnya.

Ahad malam adalah puncak peringatan haul ke-48 KH Abdul Wahab Hasbullah. Kegiatan dipusatkan di halaman Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Sejumlah tokoh hadir di antaranya Rais Aam KH Miftachul Akhyar, KH Marzuki Mustamar selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, juga KH M Ghofur Maimoen. Tampak pula Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa dan bupati Jombang, Ny Hj Mundjidah Wahab. (Ibnu Nawawi)