Blora, NU Online
Untuk mengantisipasi maraknya penyebaran pemikiran radikal, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Muhammad Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memperkuat dan mengedepankan pemikiran moderat bagi seluruh mahasiswanya dalam bentuk teori dan praktik.
“Penguatan pemikiran moderat dilakukan sejak semester awal hingga mereka diwisuda,” ujar salah seorang dosen STAI Al-Muhammad H Zamrodi kepada NU Online, Rabu (5/2).
Untuk bisa memiliki karakter moderat lanjutnya, mahasiswa dikenalkan dengan konsep Islam Rahmatan lil Alamin. Di mana dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, mahasiswa hendaknya mengedepankan konsep tawasuth (jalan tengah), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), ta’adul (adil), dan tawadhu (rendah hati).
"Seluruh mahasiswa STAI Al-Muhammad harus paham betul konsep Islam Rahmatan lil Alamin," tegasnya.
Dijelaskan, beberapa mata kuliah yang dijadikan sarana untuk membangun karakter moderat antara lain keaswajaan, kepesantrenan, fiqih, hadits, Al-Qur’an dan tajwid, tafsir, tauhid amali dan akhlak tasawuf.
"Selain disampaikan lewat tatap muka perkuliahan, mata kuliah tersebut juga dikembangkan lewat diskusi dan kajian-kajian terbatas," ujarnya.
Alumni Pascasarjana Universitas NU Surakarta itu juga menambahkan, selain teori di kelas, mahasiswa diajak praktik lapangan dalam rangka memperkuat karakter moderatnya. Seperti awal bulan ini, mahasiswa Prodi PIAUD dan Prodi PAI diajak ziarah ke makam pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Mahasiswa juga kita ajak ziarah ke makam tokoh-tokoh Islam nusantara. Salah satunya adalah Syekh Jumadil Kubro di Mojokerto,” tandasnya.
Melalui berbagai upaya yang dilakukan, pihaknya punya keyakinan bahwa alumni STAI Al-Muhammad akan bisa berkiprah di tengah-tengah masyarakat dengan baik. Mereka bisa mencontoh bagaimana Wali Songo dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat.
Selain memperkuat karakter moderat, STAI Al-Muhammad juga memperkuat kompetensi mahasiswanya. Karena itu, studi banding dan kunjungan lapangan juga terus diperkuat.
"Salah satu lembaga yang dikunjungi mahasiswa adalah Yayasan Al-Hidayah Malang. Di mana yayasan tersebut mengelola lembaga pendidikan RA, MI, MTs, MA dan pondok pesantren secara terintegrasi. Lewat kunjungan lapangan, akan memperkuat kompetensi mahasiswa di bidang pendidikan Islam,” pungkasnya.
Kontributor: Sholihin Hasan
Editor: Abdul Muiz