Pringsewu, NU Online
Di tengah pandemi Covid-9 saat ini, berbagai sektor kehidupan di masyarakat mengalami kelesuan. Tak terkecuali para guru ngaji yang kesehariannya tekun mengajarkan 'alif, ba, ta' kepada anak-anak kecil di masjid, mushala, dan majelis taklim. Banyak dari mereka yang selama ini mendapat infak dari orang tua santri untuk menunjang kehidupan ekonomi.
Seperti Ahmad Zainuri, seorang guru ngaji di Masjid Al Hikmah Pringsewu Barat, Lampung yang sudah tujuh tahun tekun mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur'an masjid tersebut. Kepada NU Online ia mengatakan bahwa semasa pandemi Corona ia tidak berani melanjutkan aktivitas TPA yang biasanya dilaksanakan pada sore dan malam hari. Imbasnya, keadaan ekonominya pun ikut terganggu dengan kondisi ini.
"Kami dari awal memang tidak menarget harus sekian SPP-nya setiap ada yang mau ngaji. Silakan kalau ada rezeki dan mau berbagi kami menerima ikhlas berapa pun. Yang penting anak-anak mau ngaji," kata pria yang memiliki tiga orang putri ini.
Zainuri mengungkapkan bahwa selama ini, setiap bulannya, pihak masjid memberikan insentif 300 ribu rupiah untuk membantu memenuhi kebutuhannya dan keluarga. Biasanya ia juga mendapat tambahan bantuan dari kotak infak di masjid yang dikhususkan untuk membantunya.
"Sekarang sejak ada pembatasan kegiatan berjamaah kotaknya sering tidak terisi. Jamaah yang shalat di masjid berkurang," katanya, Sabtu (25/4).
Zainuri sendiri adalah sosok yang sangat tekun menjaga masjid tersebut. Di tengah keterbatasan sebagai seorang tunanetra, setiap harinya ia istiqamah menjaga aktivitas shalat berjamaah agar tetap terlaksana. Ia memiliki kelebihan sebagai seorang qari dengan suara yang sangat bagus saat mengumandangkan azan.
Alumnus Pesantren YPPTQMH Ambarawa ini dibantu istrinya dalam menjaga masjid dan mengajar santri TPA. Zainuri juga diberi kelebihan dapat menghafal Al-Qur'an untuk beberapa juz.
Kondisi ekonominya juga sering terbantu dengan insentif dan hadiah dari memenangkan lomba Musabaqah Tilawatil Quran yang ia ikuti. Prestasinya pun sangat baik karena ia sempat menjadi juara 1 MTQ tingkat Provinsi Lampung untuk golongan tuma netra.
Dengan kondisi wabah Corona ini, ia juga merasa khawatir jika insentif bulanan yang ia terima dari masjid juga akan terputus. Namun, ia tetap bersyukur dan optimis karena walau dengan kondisi seperti ini, sejak 2013 ia bersama keluarga tinggal di perumahan masjid tersebut tetap mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka
"Alhamdulillah, barusan kemarin ada yang datang membantu beras dan paket kueh. Katanya dari Pak Bupati. Mudah-mudahan Allah menjaga saya dan keluarga. Karena kami yakin Allah telah mengatur rezeki setiap hamba-Nya," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan