Daerah

Sultan Sepuh Cirebon Masih Berduka Atas Wafatnya Abah Afandi

Sabtu, 30 Juli 2016 | 01:32 WIB

Sultan Sepuh Cirebon Masih Berduka Atas Wafatnya Abah Afandi

Abah Afandi di podium

Cirebon, NU Online
Wafatnya KH Afandi Abdul Muin yang akrab disapa Abah Afandi, kiai sepuh NU Jawa Barat pada tanggal (13/7) masih menyisakan duka mendalam bagi sejumlah kalangan, tidak terkecuali keluarga keraton Kasepuhan Cirebon.
 
PRA Arief Natadiningrat, Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya kiai yang juga pengasuh Pesantren Asy-syafi'iyyah Kedungwungu, Krangkeng Indramayu Jawa Barat pada keluarga besar Abah Afandi.
 
"Kami keluarga besar Keraton Kasepuhan Cirebon, turut berduka yang mendalam atas wafatnya Abah Kiai Afandi, kiai sepuh kharismatik panutan masyarakat Jawa Barat. Kami sangat kehilangan salah satu panutan Jawa Barat," tutur Sultan Arif, pada keluarga Abah Afandi baru-baru ini.
 
Sebagaimana diketahui, Abah Afandi, punya peran dakwah di masyarakat "akar rumput".
 
Dengan suaranya khas yang lantang, tegas, ia mewarnai kiprah di medan dakwah. Saat masih muda, Kiai Afandi aktif mengaji sebagai "dai panggung", di sejumlah daerah di Jawa Barat, sekitar era tahun 1975-1990, khususnya di daerah Cirebon, Indramayu, Majalengka Kuningan, Subang, dan Karawang serta sejumlah daerah di wilayah Jawa Barat pada umumnya.

Utamanya, pada masa itu, Abah Afandi aktif mengaji di kampung-kampung yang masih "Abangan" jauh dari agama, secara kontinyu Abah Afandi mengajak masyarakat di derah-daerah wilayah dakwahnya, untuk berislam secara benar.

Banyak pula kalangan non-Muslim yang menyatakan syahadat, ikrar masuk Islam di bawah bimbingan Abah Afandi.
 
Meskipun waktu itu, Abah Afandi sudah banyak bersentuhan dengan tokoh-tokoh nasional, namun sebagai Kiai, ia sangat rendah hati.
 
Bagi kalangan NU di Kabupaten dan Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka Kuningan dan Subang, tidak asing dengan nama Abah Afandi yang dikenal fleksibel dan luas dalam pergaulan dan silaturrahim.
 
Yang unik, dulu alm. H Ano Sutrisno (Walikota Cirebon) saat menjabat walikota menjadikan Abah Afandi sebagai rujukan dan panutan dalam menjalankan kepemimpinannnya, sekaligus sang walikota itu aktif mengikuti pengajian-pengajian dan majelis-majelis dzikir bersama Abah Afandi,  padahal Abah Afandi berdomisili di luar wilayah kota Cirebon, tepatnya di kabupaten Indramayu.
 
Selain itu, hingga tahun 2013 sebelum kondisi kesehatan fisiknya menurun, Abah Afandi juga aktif mengikuti forum, atau majelis-majelis dzikir dan keagaman di kampung-kampung beserta para kiai sepuh NU di Jawa Barat seperti KH Mahtum Hanan (Kabupaten Cirebon) KH Hasan Abu Bakar (Kota Cireboon) KH Sarkosih (Kabupaten Majaklengka) KH Usfuri Anshor (Kabupaten Subang) dan Kiai–Kiai sepuh Jawa Barat lainnya. (Abdun/Mukafi Niam)