Daerah

Tahlilan, Cara Sadranan di Kampung Cireong

Senin, 29 April 2019 | 16:45 WIB

Tahlilan, Cara Sadranan di Kampung Cireong

Marjo, Ketua RT di Kampung Cireong, Ciamis.

Ciamis, NU Online

Salah satu tradisi yang dikenal di masyarakat Jawa adalah sadranan yang diperingati pada bulan Rajab. Sadranan diperingati dengan beragam cara. Di Klaten, Jawa Tengah, misalnya, cara memperingati sadranan dengan pentas kesenian. Ada juga yang membersihkan desa dengan bergorong-royong, membersihkan makam leluhur, makan bersama warga sekampung, dan banyak cara untuk memperingatinya. 

Di Kampung Cireong, Desa Karangpaningal, Kecamatan Purwadadi, Ciamis, Jawa Barat, sadranan diperingati dengan tahlilan. Sadranan ini diperingati setiap bulan Sadran atau Rajab. Acara berlangsung di kediaman Ketua RT kampung setempat, Ahad (28/4).

"Warga kampung sini sudah turun temurun melakukan tradisi tahlilan dalam memperingati sadranan," ungkap Marjo, tuan rumah tahlilan. 

Masih kata Marjo, acara sadranan ini diikuti oleh puluhan warga yang mencakup tiga RT. Menurutnya, tradisi sadranan merupakan sarana untuk mengirim doa kepada para leluhur. Ia mengaku bahwa memeriahkan sadranan dengan tahlilan telah di alamnya sejak kecil. 

"Dulu bapak dan kakek saya selalu memperingati dengan begini caranya (tahlilan). Dan sampai sekarang akan selalu dijaga dan dirawat," tuturnya. 

Marjo mengaku tidak terlalu faham dengan NU, tapi ia suka dengan cara dakwah orang NU yang damai dan tidak mengubah adat yang telah ada. Tradisi ini yang menurutnya akan dijaga sampai anak cucu. 

Ia pun mengenang dahulu leluhurnya masih sering membuat sesajen untuk leluhur. Perlahan-lahan tradisi itu ditambah dengan acara makan bersama hingga dibarengi dengan doa atau tahlilan. Sampai sekarang pun tidak punah, namun tetap ada dengan bentuk tahlilan dan masih disebut dengan istilah sadranan. 

"Tradisi ini baik. Selain terkandung hubungan dengan yang hidup juga kita masih berhubungan dengan yang sudah meninggal," pungkasnya. (Siti Aisyah/Kendi Setiawan)