Daerah

Unipdu dan PGRI Jombang Gelar Workshop Nasional Pendidikan

Senin, 29 April 2019 | 10:00 WIB

Unipdu dan PGRI Jombang Gelar Workshop Nasional Pendidikan

HM Zulfikar As'ad memberikan sambutan workshop di Unipdu.

Jombang, NU Online
Tantangan dunia pendidikan kian kompleks. Karenanya diperlukan upaya nyata bagi peningkatan kompetensi dan pengetahuan bagi sejumlah guru terutama dalam menjawab isu kekinian.

Karenanya, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, Jawa Timur bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar workshop nasional. 

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari sejak Sabtu hingga Senin (27-29/4) tersebut berlangsung di auditorium Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Unipdu. Tema utamanya adalah Pendidikan Karakter dan Literasi dalam Pembelajaran berbasis HOTS

“Unipdu mengadakan workshop ini sebagai bentuk kepedulian dalam meningkatkan kompetensi dan pengetahuan para guru terutama dalam menghadapi isu-isu terkini dalam dunia pendidikan,” kata HM Zulfikar As’ad kepada media ini, Senin (29/4).

Menurut Wakil Rektor Unidpu tersebut, untuk menjamin kualitas workshop, dihadirkan sejumlah pembicara tingkat nasional. “Mereka adalah Profesor Ahmad Zahro, Rektor Unipdu, Susanto sebagai Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI, dan Ninik Kristiani dari Tim Pengembang Kurikulum Direktorat PSMA Kemendikbud,” terang Gus Ufik, sapaan akrabnya. 

Kegiatan yang diikuti 150 guru SD/MI,SMP/MTs, dan SMA/MA di Jombang dan sekitarnya tersebut dimaksudkan meningkatkan kompetensi guru. “Terutama dalam mengintegrasikan karakter, literasi, dan HOTS atau Higher Order Thinking Skills dalam pembelajaran,” ungkapnya.

Dalam workshop ini dikupas tuntas mengenai pendidikan karakter bagi guru yang disampaikan Ahmad Zahro. 
“Dalam menghadapi anak-anak didik yang nakal, selain dengan menggunakan teori-teori pembelajaran yang ada untuk mengatasinya, kita juga perlu mendoakan mereka,” ujar kata Ahmad Zahro. Dengan rajin mendoakan, insyaAllah tabiat mereka akan berubah, lanjut imam Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya tersebut. 

Selain pendidikan karakter, isu perlindungan guru, literasi, dan teknik penulisan soal-soal Hots dijelaskan dengan sangat lugas oleh para pembicara yang berkompeten di bidangnya. 

Susanto dari KPAI memberikan pemahaman kepada peserta mengenai seluk-beluk perlindungan peserta didik dan guru dari sudut pandang hukum. 

Pada hari kedua workshop, Ninik Kristiani mengupas tentang karakter, literasi, dan HOTS dari sisi proses pembelajaran maupun evaluasi. “Karakter, literasi, dan HOTS saling terintegrasi, ketiganya tidak dapat dipisahkan dalam penerapan pembelajaran,” ujar perempuan berkacamata ini. 

Dalam pandangannya, pendidikan karakter menjadi tanggungjawab semua guru mata pelajaran. “Dan cakupannya cukup luas,” jelasnya. 

Para peserta terlihat antusias mengikuti acara ini, terlihat dari banyaknya mereka terlibat tanya jawab dalam setiap sesi. 

“Pada workshop ini para peserta juga berlatih menyusun soal HOTS melalui kegiatan praktik,” pungkas Gus Ufik. (Ibnu Nawawi)