Semarang, NU Online
Wali Kota Semarang, Jawa Tengah Hendrar Prihadi yang akrab disapa dengan sebutan Hendi mengajak Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang untuk bersama-sama mencegah penyebarluasan ideologi radikalisme di masyarakat.
“Ansor dan Banser sebagai bagian dari NKRI harus bisa menjadi benteng utama dan terdepan dalam memerangi radikalisme. Siap?” tanya Hendi yang disambut riuh ribuan banser yang hadir.
Komitmen orang nomor satu di ibukota propinsi Jateng untuk mencegah dan memerangi radikalisme itu diungkapkan saat menyampaikan amanat dalam apel kebangsaan Banser di lapangan Cepoko Gunungpati, Kota Semarang, Ahad (23/2).
Di hadapan seribu lebih Banser kota Semarang Hendi menyampaikan, problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini salah satunya soal radikalisme yang juga ingin mengubah ideologi negara.
“Kita tahu persis persoalan hari ini bukan lagi melawan penjajah,” katanya.
Menurutnya, meski tidak lagi berhadapan dengan penjajah namun tantangannya justru lebih berat, seperti yang pernah disampaikan oleh Bung Karno bahwa perjuangannya lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi setelah merdeka perjuangannya lebih sulit karena melawan bangs sendiri.
Tantangan itu lanjutnya, salah satunya ada gerakan yang ingin merusak ideologi negara dengan melalui penyebarluasan paham radikalisme. Terkait dengan hal hal tersebut, seluruh jajaran Pemkot Semarang menyatakan siap bersama dengan Ansor memerangi radikalisme di Kota Semarang.
“Saya bersepakat dengan Ansor, kalau hari ini ada yang mencoba merongrong NKRI, merobek ideologi Pancasila, yang berarti bangsa Indonesia mundur 74 tahun ke belakang. Saya pastikan hari ini, saya bersama Ansor melawan radikalisme yang ada di kota Semarang,” tuturnya.
Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Rahul Syaiful Bahri kepada NU Online, Senin (24/2) mengatakan, komitmen Wali Kota Semarang untuk memerangi radikalisme itu sangat menentramkan generasi muda NU di Kota Semarang.
"Terkait ancaman radikalisme, Wali Kota Semarang sikapnya jelas, sama dengan pendirian Banser yakni bersama-sama melawan sekaligus mencegahnya," bebernya.
Karena itu lanjutnya, sikap radikalisme sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama manapun yang ada dan karakter bangsa Indonesia uang toleran dan saling mengasihi.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz