Patoni
Penulis
Presiden di sebuah negara punya peran signifikan dalam menciptakan keamanan nasional disamping TNI. Keberanian, langkah, dan kebijakannya ditunggu oleh masyarakat di lokasi konflik.
Namun, apapun langkah yang diperbuat presiden, protokoler tetap harus dijalankan. Meskipun harus rela diatur-atur oleh Paspampres.
Dikisahkan oleh Gus Yahya dalam Terong Gosong, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah presiden paling sembarangan soal keamanan pribadi.
Dalam kunjungan ke Aceh yang waktu itu masih gawat, penanggung jawab keamanan dari TNI mendesak Presiden untuk mengenakan rompi anti-peluru.
Setia pada norma protokoler, Presiden Gus Dur pun mematuhi. Tapi, “manusia bebas seperti Gus Dur, tak betah diatur-atur,” kata Mohamad Sobary, karib Gus Dur.
Ketika berpidato di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Gus Dur malah “mengadu” kepada ribuan massa rakyat yang hadir.
“Saya ini disuruh-suruh pakai rompi anti peluru. Saya sih nurut saja, karena tuntutan protokoler dan menghargai maksud baik teman-teman dari TNI. Jadi, dibalik baju batik ini ada rompi anti peluru,” ucap Gus Dur terang-terangan.
“Waduh...gawat ini,” seorang perwira Paspampres membisiki temannya.
“Kenapa?”
“Itu tadi kan sama saja bilang: kalau mau nembak, incar kepala saya!” kata sang perwira. (Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua