Humor

Humor: Kerumunan Kebal Hukum

Jumat, 26 Februari 2021 | 11:00 WIB

Humor: Kerumunan Kebal Hukum

Ilustrasi humor. (NU Online)

Dua orang santri dipanggil kiai pengasuh pesantren untuk segera menghadap di penangkaran lebah madu yang berlokasi di belakang asrama. Penangkaran tersebut cukup luas, sekitar 1000 meter persegi.

 

Per tiga bulan sekali, pihak pesantren memanen madu hasil dari lebah yang dipelihara. Hasil panen tersebut tentu saja untuk kemandirian ekonomi pesantren.


Kedua santri itu, sebut saja Mamat dan Abdul, kemudian bergegas ke lokasi karena diminta untuk segera menghadap kiai. Mereka tidak tahu perihal apa yang membuatnya dipanggil.

 

Namun mereka tak lupa untuk mengenakan masker dan mencuci tangan terlebih dulu sebelum hendak melangkah. Tujuannya agar menjaga sang kiai dari penularan virus Covid-19. 


“Ya ampun ini lebah banyak banget sih,” kata Mamat seraya terus menghindar dari koloni lebah yang berputar di sekitar kepalanya. Begitu pun Abdul, meskipun tanpa suara sedikit pun. 


“Sini mendekat. Alhamdulillah kita sudah panen,” kata pak kiai memanggil kedua santrinya untuk segera mendekat dan membantu untuk memanen madu. 


Mamat dan Abdul ragu-ragu untuk melangkah. Sebab koloni lebah semakin banyak yang memutari kepala mereka berdua. “Sini nggak apa-apa. Cepat,” sergah pak kiai. Kedua santri senior itu lantas melangkah dengan cepat tapi gak takut.


“Kalian kenapa takut? Tenang saja,” kata pak kiai.


Bukannya menjawab, Mamat malah balik bertanya dengan kalimat yang sangat menggelitik. “Punten pak kiai, saya mau tanya, ini lebah berkerumun apa nggak takut dihukum karena melanggar protokol kesehatan Covid-19?”


“Hehe, satu-satunya kerumunan yang kebal hukum itu ya mereka ini, kerumunan lebah. Kalau kita kedapatan berkerumun, pasti akan ditindak. Sedangkan mereka tidak akan ditindak,” kata pak kiai sembari tertawa terbahak-bahak.


“Ayo kita panen madu,” ajak pak kiai. (Aru Elgete)