Patoni
Penulis
Pria asal Ambon bersua dengan seorang asal Palembang, seorang pedagang asal Medan dan seorang pengacara yang duduk di sampingnya. Mereka sedang bersama-sama menaiki kereta api.
Orang Ambon mengeluarkan satu buah pisang dan memberikan masing-masing satu untuk setiap orang, kemudian ia melemparkan sisa setengah buah pisangnya ke luar jendela.
"Mengapa setengah buah pisang itu kamu lemparkan ke luar jendela?" tanya pedagang asal Medan.
"Di daerahku, Ambon, pisang banyaknya bukan main. Di mana-mana ada pisang. Sebanyak apapun kita makan nggak bakalan habis," jawab orang Ambon itu.
Tak lama berselang, orang Palembang membagi-bagikan buah duku kepada setiap orang. Ia sendiri baru saja menghabiskan satu buah duku lalu mencampakkan duku-duku lainnya ke luar jendela.
"Saya kira dewasa ini perekonomian dan penghidupan di Palembang masih sulit," kata pedagang dari Medan.
“Tetapi kenapa kamu mencampakkan duku-duku di tanganmu keluar jendela kereta?" sambungnya.
"Ah, duku. Di daerah kami, duku bukan main banyaknya sampai-sampai tak tahu bagaimana menghabiskannya," kata orang Palembang.
Pedagang asal Medan yang duduk di situ tak berbicara lagi. Kemudian ia tiba-tiba berdiri, lalu dengan cekatan menangkap pengacara yang ada di sampingnya dan melemparkannya ke luar jendela.
"Di daerah saya terlalu banyak pengacara," katanya. (Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
Terkini
Lihat Semua