Internasional

31 Hari Perang, 10.022 Warga Gaza Palestina Terbunuh oleh Israel

Selasa, 7 November 2023 | 11:30 WIB

31 Hari Perang, 10.022 Warga Gaza Palestina Terbunuh oleh Israel

Kondisi salah satu lokasi di Gaza yang dibom Israel. (Foto: kantor berita Palestina WAFA via Times of Gaza)

Jakarta, NU Online

Pemboman besar-besaran terus dilakukan Israel di Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Gaza lebih dari 10.000 jiwa sejak 7 Oktober lalu hingga 6 November 2023.


Korban jiwa Palestina terbanyak berada di Jalur Gaza yakni 10.022 orang kemudian korban jiwa di Tepi Barat 147 orang. Selain korban jiwa ada sekitar 25.400 korban luka dari pihak Palestina, dan 5.400 korban luka dari pihak Israel.


Kemudian sekitar 2.260 warga Palestina di Gaza yang dilaporkan hilang, 1.270 orang di antaranya anak-anak. Mereka yang hilang ini diperkirakan terjebak di bawah reruntuhan bangunan.


"Jumlah (korban tewas) diperkirakan akan meningkat karena setidaknya 2.000 orang masih tertimbun reruntuhan. Masalahnya adalah, dengan kurangnya alat berat dan mesin, tim penyelamat di lapangan tidak dapat mengeluarkan mayat-mayat dari bawah reruntuhan," dikutip dari Al Jazeera, Selasa (7/11/2023).


Kondisi Pengungsi Semakin Buruk

Selama sebulan terakhir, perang antara Militer Israel dan Hamas semakin memanas. Gempuran dan serangan tak henti-hentinya terjadi di Gaza Palestina.


Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB atau United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) melaporkan sampai 6 November 2023 jumlah pengungsi di Gaza sudah melampaui 1,5 juta orang.


Sekitar 717 ribu orang pengungsi berlindung di 149 pos penampungan yang dikelola UNRWA, badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melayani pengungsi Palestina.


Kemudian sekitar 122 ribu orang pengungsi berlindung di rumah sakit, gereja, dan berbagai fasilitas umum, 110 ribu orang berlindung di pos penampungan non-UNRWA, dan sisanya tersebar di rumah kerabat atau tempat lainnya.


Kondisi para pengungsi dilaporkan semakin buruk terutama di pos-pos UNRWA yang sudah kelebihan daya tampung.


"Pos pengungsi yang terlalu padat masih menjadi kekhawatiran utama. Lebih dari 557 ribu orang berlindung di 92 fasilitas UNRWA di wilayah selatan Gaza, dan tempat tersebut tidak mampu menampung pendatang baru," kata OCHA dalam sebuah pernyataan, Senin (6/11/2023), dikutip Middle East Monitor.


Pusat Pelatihan Khan Younis, tempat penampungan UNRWA yang paling padat, sudah menampung lebih dari 22.000 pengungsi, luas ruangan untuk setiap orang kurang dari dua meter persegi, dan setidaknya 600 orang berbagi satu toilet.


"Kondisi sanitasi yang memburuk, serta kurangnya privasi dan ruang, menimbulkan bahaya kesehatan dan keamanan. Ribuan kasus infeksi pernafasan akut, diare, dan cacar air telah dilaporkan di kalangan pengungsi di pos-pos penampungan UNRWA," lanjutnya.


Palestina butuh bantuan kemanusiaan

Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan, dibutuhkan dana sekitar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp 18,67 triliun untuk mendukung operasi kemanusiaan di Jalur Gaza, yang kini tengah dibombardir Israel. OCHA berharap mereka dapat menghimpun dana tersebut dari komunitas internasional.


"Besarnya respons dan kendala operasional ini melampaui apa yang pernah terjadi sebelumnya di wilayah pendudukan Palestina dan konteks lainnya. Respons kemanusiaan yang diperlukan mencakup kesehatan dan gizi, ketahanan pangan, perlindungan, air dan sanitasi, tempat tinggal dan barang-barang non-makanan, pendidikan, bantuan tunai multiguna, logistik, telekomunikasi darurat, dan koordinasi," kata OCHA.


OCHA menekankan biaya 1,2 miliar dolar AS hanya untuk operasi kemanusiaan. "Perkiraan ini tidak mencakup biaya pemulihan awal dan rekonstruksi, yang akan diperkirakan setelah situasi keamanan memungkinkan dilakukannya penilaian yang tepat," ujarnya.