New York, NU Online
China dan Amerika Serikat (AS) terlibat adu mulut soal penahanan minoritas Muslim Uighur dalam sebuah forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dilaporkan China marah setelah AS menyerukan kepada negara-negara anggota PBB lainnya untuk tidak memberikan kursi kepada China dalam forum tersebut.
Diketahui, ini merupakan yang kedua kalinya China dan AS perang mulut secara terbuka dalam forum PBB ketika membahas tentang hak-hak Muslim Uighur dan minoritas Muslim lainnya yang ditahan di kamp-kamp di Xinjiang.
Dikutip laman AFP, Rabu (8/9), pekan lalu AS mengundang Kepala Kongres Uighur Dunia, Dolkun Isa, dalam forum PBB. Pada kesempatan itu, Isa berbicara tentang orang pribumi. Tindakan AS itu tentu saja membuat China berang.
Tidak hanya itu, AS juga menyebut kalau apa yang dilakukan otoritas China terhadap etnis Uighur harus menjadi salah satu faktor yang menentukan keanggotaan dalam forum PBB yang ditugaskan untuk melindungi orang pribumi di seluruh dunia.
"Amerika Serikat khawatir bahwa lebih dari 1 juta warga Uighur, etnis Kazakh, Kyrgyz dan minoritas muslim lainnya telah mengalami penahanan sewenang-wenang, kerja paksa, penyiksaan dan kematian di kamp-kamp di Xinjiang, China," kata Diplomat AS untuk PBB, Courtney Nemoff dalam keterangannya.
Nemoff menyerukan agar aksi kekejaman terhadap Muslim Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang dihentikan. Dia juga mendorong negara-negara anggota PBB untuk memikirkan masalah itu di forum PBB.
Diplomat China menolak keras tuduhan Nemoff tersebut. Dia menyebut, apa yang dituduhkan Diplomat AS itu fitnah dan tidak beralasan. Diplomat China juga mengungkapkan kalau China tidak senang dan memberikan perlawanan tegas atas tuduhan AS tersebut.
Dalam forum PBB tersebut, Diplomat China menegaskan bahwa kamp-kamp di Xinjiang adalah pusat pelatihan kejuruan untuk menjauhkan warga dari ekstremisme dan terorisme. Kamp-kamp itu juga difungsikan untuk menyatukan warga di daerah yang rentan tersulut konflik.
Diplomat China juga menyatakan, Kepala Kongres Uighur Dunia Dolkun Isa yang diundang AS pekan lalu sudah ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah China. Diplomat China menuduh AS telah memanfaatkan Isa untuk menyerang dan memfitnah China.
Meski sempat ada perlawanan dari AS, kandidat China, Zhang Xiaoan, tetap terpilih secara aklamasi menjadi anggota forum PBB bersama dengan empat perwakilan dari Denmark dan Rusia, Burundi, dan Namibia. (Red: Muchlishon)