Di Oxford Inggris, Gus Yahya Sebut R20 Solusi Masalah Global
Rabu, 23 November 2022 | 20:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan forum Religion of Twenty (R20) yang diprakarsai PBNU merupakan inisiasi untuk memfungsikan agama sebagai solusi permasalahan global.
Hal itu ia sampaikan dalam saat didapuk menjadi pembicara pada acara The Oxford Union di Universitas Oxford, Inggris, Selasa (22/11/2022).
Ia melanjutkan, forum yang sukses digelar di Nusa Dua, Bali pada 2-3 November 2022 itu mempertemukan para pemuka agama-agama dan aliran kepercayaan dunia untuk duduk bersama dan membangun dialog jujur serta realistis antarumat beragama.
“Forum tersebut memuat percakapan jujur yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Bagaimana Uskup Agung Anglikan Nigeria, Ndukuba, berbicara tentang tentang umat Anglikan di Nigeria dianiaya oleh mayoritas Muslim di sana,” jelasnya.
“Ada juga diskusi India-Hindu dengan minoritas, khususnya Muslim di India,” imbuh kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu dalam YouTube ghufron sirodj dilihat NU Online, Rabu (23/11/2022).
Penyelenggaraan konferensi pemuka agama tersebut diharapkannya mendorong transformasi dari situasi konflik global saat ini. Maka, hal itu berarti tidak hanya menyangkut Islam dalam menemukan cara dan posisi yang tepat dalam konteks peradaban modern. Lebih dari itu, forum tersebut juga memungkinkan agama-agama lain untuk menemukan cara dalam penyelesaian konflik antaragama.
Gus Yahya meyakini, ketika agama telah menemukan solusi di antara persoalan internal yang dihadapi, maka agama mendapatkan kredibilitasnya di masyarakat. Selain itu, mereka akan lebih dipercaya untuk menawarkan nilai-nilai spiritual luhur kepada masyarakat untuk mengantar pada dinamika kehidupan sosial, politik, dan ekonomi global yang lebih mulia dan lebih baik.
“Ini adalah sesuatu yang Nahdlatul Ulama bersama dengan pihak-pihak yang beraliansi dari seluruh dunia baik dari kelompok agama lain atau beberapa aktor politik, berkontribusi untuk menemukan solusi atas situasi global bermasalah yang kita miliki,” jabarnya.
Gus Yahya menutur, sejak didirikan pada 1926, Nahdlatul Ulama terus berusaha menjangkau dunia Islam global untuk mempromosikan pandangan Islam yang lebih moderat dalam konteks realitas peradaban baru, yakni tatanan dunia setelah Perang Dunia II.
“Masyarakat global setelah momentum keruntuhan Kesultanan Utsmaniyah, kemudian berubah secara drastis,” kata Gus Yahya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua