Dukungan Penolakan Pemindahan Warga Gaza Palestina Mengalir dari Berbagai Negara
Selasa, 18 Februari 2025 | 17:00 WIB

Warga Palestina berada di tengah reruntuhan bangunan akibat serangan yang dilakukan Israel. (Foto: X Timeofgaza)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Raja Yordania Abdullah II menegaskan bahwa pihaknya menolak pemindahan warga Gaza Palestina ke negaranya ataupun alternatif tanah air. Hal itu disampaikan pada Senin (17/2/2025) sebagaimana dilansir WAFA.
“Tidak untuk pemindahan, tidak untuk pemukiman, tidak untuk sebuah tanah air alternatif,” katanya dengan penekanan saat berpidato pada Hari Kesetiaan Purnawirawan Militer dan Veteran.
Raja Abdullah II juga mengecam beberapa orang yang berhenti dari posisinya untuk bersama membangun kembali Gaza tanpa menggusur Palestina di Gaza dan Tepi Barat
Di samping itu, Raja Abdullah II menegaskan kembali pentingnya bekerja untuk mengurangi eskalasi di Tepi Barat. Ia juga menekankan bahwa mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di Gaza.
Dukungan terhadap Palestina juga diberikan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Melalui sambungan teleponnya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Macron menyampaikan penolakannya terhadap penggusuran warga Gaza.
Macron mendukung gencatan senjata dan mengonsolidasikan bangsa Palestina untuk berada di tanah airnya, menerima perdamaian dengan solusi dua negara, dan pentingnya pengakuan internasional terhadap Negara Palestina dalam memperoleh keanggotaan penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sementara itu, meskipun gencatan senjata sudah diteken, penderitaan bagi anak-anak di Jalur Gaza, Palestina masih belum berhenti. Pasalnya, mereka sulit mendapatkan akses untuk makanan, air, tempat tinggal, dan layanan kesehatan, bahkan sekadar pakaian. Hal ini sebagaimana disampaikan juru bicara UNICEF dilansir Aljazeera.
Sampai saat ini, Israel masih terus menyerang dan meneror Palestina dengan beragam tindakan. Baru-baru ini, polisi Israel merampas sejumlah buku dari toko karena dianggap menebar terorisme. Di antara buku yang dirampas adalah buku mewarnai untuk anak-anak.
Tak hanya itu, Israel juga merusak properti agrikultur di sebuah desa di Beit Lio, barat laut Ramallah. Bahkan anak-anak di Meithalun, selatan Jenin juga mengalami cedera karena serangan gas air mata. Ada juga serangan ke rumah-rumah warga dan membakar kendaraandi Susya, Masafer Yatta, Selatan Hebron.
Terpopuler
1
KH Bisri Syansuri (1): Nasab dan Sanad Keilmuan
2
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
3
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
4
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
5
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
6
Ketua LF PBNU: Banyak Masalah Fiqih akan Terganjal Jika Kalender Hijriah Diglobalkan
Terkini
Lihat Semua