Internasional

Kaligrafer Indonesia Juarai Kompetisi Internasional di Qatar

NU Online  ·  Sabtu, 13 September 2025 | 19:00 WIB

Kaligrafer Indonesia Juarai Kompetisi Internasional di Qatar

Huda Pernawadi, kaligrafer Indonesia juara 1 kompetisi di Qatar. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Kabar membanggakan datang dari dunia kaligrafi. Dua kaligrafer Indonesia, Huda Pernawadi dan Teguh Prasetyo, berhasil memborong juara kaligrafi tingkat internasional.


Keduanya dinobatkan sebagai juara pertama dan kedua kategori khat tsulus jali dalam kompetisi kaligrafi internasional yang dihelat di Doha, Qatar, pada 1–8 September 2025.

 

Huda mengatakan sebelum akhirnya berhasil menorehkan namanya di papan atas, ia harus mengikuti tahap seleksi. Pada tahap ini, terangnya, semua peserta menampilkan karya-karya terbaik mereka.

 

"Kita mengirim karya secara online, lalu dipilih 15 finalis dari berbagai macam negara itu. Jadi, alhamdulillah kemarin dari Indonesia ada tiga yang lolos tahap ini, termasuk saya," ujarnya saat dihubungi NU Online pada Sabtu (13/9/2025) siang.

 

Kaligrafer asal Pati Jawa Tengah itu menyampaikan ada perbedaan mekanisme perlombaan di Qatar dengan kompetisi yang pernah ia ikuti sebelumnya. Setelah tahap seleksi, lomba yang mengusung tema Al-Akhlaq ini mengharuskan peserta melukis kaligrafi secara langsung dalam waktu lima hari.


Ia mengaku tetap percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, walaupun 15 finalis merupakan kaligrafer senior mancanegara. Dengan pengalaman dan jam terbang yang dilaluinya, ia berhasil merampungkan pekerjaan sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan.

 

"Dengan rentang waktu selama lima hari, dengan tantangan yang sama, alhamdulillah kemarin berjalan lancar dan bisa juara. Dan alhamdulillah juara 1 dan 2 diborong Indonesia semua," ungkap pendiri Madrasah Khat Al-Amasy Art Center, Pati, itu.


Huda juga menyampaikan perlombaan seni kaligrafi bukan sekadar kompetisi belaka. Lebih dari itu, ia adalah sarana untuk menyampaikan keindahan nilai-nilai dalam Islam sesuai alirannya.


"Makanya di Indonesia itu salah satu supaya bisa buat syiar untuk orang NU, orang nahdhiyyin yang kuat di Indonesia itu ya lewat khat itu," ujarnya.

 

Tak kalah penting, ia menilai bahwa pemerintah Indonesia masih kurang perhatian terhadap perkembangan seni kaligrafi. Padahal, tak jarang ia bersama rekan-rekannya berhasil mengharumkan nama Indonesia ke gelanggang dunia.

 

"Jadi semoga ada perhatian khusus dari pemerintah, karena sebagai anak bangsa terkadang juga merasa prihatin bahkan iri dengan atlet atau pemain di cabang lain yang tidak juara (tapi) ada apresiasi," harapnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang