Kekejaman Paramiliter RSF Sudan, Tewaskan 2.000 Orang Hingga Lakukan Pembataian di Rumah Sakit
NU Online · Kamis, 30 Oktober 2025 | 15:30 WIB
Husnul Khotimah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dilaporkan telah melakukan pembunuhan massal. Pemerintah Sudan mengatakan bahwa sedikitnya 2.000 orang telah tewas di wilayah El-Fasher, Darfur Utara, Sudan Barat. Demikian dikutip NU Online dari Al Jazeera pada Kamis (30/10/2025)
Sementara itu, lembaga-lembaga bantuan mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan yang dapat dipercaya tentang tindakan kejam RSF, termasuk di antaranya eksekusi singkat, serangan terhadap warga sipil di sepanjang rute pelarian, dan penggerebekan dari rumah ke rumah. Dalam laporan tersebut juga menyatakan adanya tindakan kekerasan seksual, khususnya terhadap wanita dan anak perempuan.
Jatuhnya El-Fasher membuat RSF memegang kendali penuh atas wilayah Darfur yang luas dan telah memunculkan kekhawatiran akan perpecahan Sudan lagi, lebih dari satu dekade setelah pembentukan Sudan Selatan.
Al Jazeera juga melaporkan terdapat sebuah video eksekusi yang dilakukan RSF di sebuah rumah sakit. Dalam video tersebut tampak Paramiliter RSF Sudan sedang merekam diri mereka sendiri saat melakukan eksekusi sambil dikelilingi mayat-mayat di dalam Rumah Sakit Saudi milik el-Fasher.
Video tersebut dikuatkan oleh The Associated Press yang merilis berita bahwa Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan sebanyak 460 pasien dan pendamping mereka dilaporkan tewas di Rumah Sakit Saudi akibat ulah RSF pada Selasa (28/10/2025).
Menurut laporan saksi mata, sebagai bagian dari serangan mereka terhadap el-Fasher, para pejuang RSF juga mendatangi rumah-rumah, memukuli dan menembaki orang-orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Banyak pula yang tewas akibat luka tembak ketika di jalanan, beberapa di antaranya saat mencoba melarikan diri ke tempat yang aman.
Melansir TRT Word, Laboratorium Penelitian Kemanusiaan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale juga memberikan bukti analisis citra satelit mengenai kekejaman yang dilakukan oleh RSF atas wilayah yang dilanda kekerasan.
"Laboratorium Penelitian Kemanusiaan (HRL) Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale menemukan bukti yang konsisten atas Rapid Support Forces (RSF) yang melakukan pembunuhan massal setelah merebut El-Fasher, Darfur Utara," kata laporan itu.
Dalam laporannya, HRL mengandalkan tiga temuan utama: citra mayat, orang-orang yang terlihat melarikan diri dari area tersebut, dan kendali RSF atas semua instalasi militer SAF.
"Yale HRL telah mengamati kendaraan-kendaraan RSF yang dikerahkan dalam formasi taktis sesuai dengan operasi pembersihan dari rumah ke rumah di lingkungan Daraja Oula; warga sipil dipastikan mencari perlindungan di Daraja Oula minggu lalu," demikian bunyi laporan tersebut.
"Kegiatan-kegiatan ini termasuk pemblokiran jalan-jalan kecil dengan kendaraan dan keberadaan kendaraan-kendaraan bersenjata," lanjut keterangan dalam laporan.
Terpisah, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan bahwa setidaknya 7.455 orang mengungsi dari kota Al Fasher yang terkepung dalam satu hari akibat serangan RSF, pada hari Selasa (28/10/2025). Serta ditambahkannya laporan yang menunjukkan data sebanyak 33.485 orang mengungsi antara tanggal 26 dan 28 Oktober 2025.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua