Kontroversi Zakir Naik di Malaysia: Seruan Pengusiran hingga Tuduhan Musuh Islam
Ahad, 18 Agustus 2019 | 04:00 WIB
Zakir Naik tengah ramai diperbincangkan di Malaysia. Pasalnya, baru-baru ini penceramah asal India itu mengeluarkan pernyataan kontroversial yang membuat publik Malaysia geram. Bahkan sejumlah menteri Malaysia mendesak Perdana Menteri Mahathir Muhammad untuk mengusir Zakir Naik dari Negeri Jiran tersebut.
Pernyataan kontroversial bernuansa rasial tersebut diucapkan Zakir Naik dalam acara dialog keagamaan 'Executive Talk bersama Dr Zakir Naik' di Kota Baru, Kelantan pada 8 Agustus lalu. Dalam acara itu, Zakir ditanya bagaimana tanggapannya atas desakan sejumlah pihak terkait deportasi dirinya. Zakir kemudian merespons dengan menyerukan warga China Malaysia untuk pulang terlebih dahulu karena mereka adalah ‘tamu lama’ Malaysia.
"Anda tahu seseorang menyebut saya tamu. Jadi saya katakan, sebelum saya, warga China adalah tamu. Mereka tidak lahir di sini. Jika Anda ingin tamu baru untuk pergi, maka minta tamu lama untuk pulang lebih dulu," kata Zakir dalam acara tersebut, seperti diberitakan Malaysiakini dan The Star, Kamis (15/8)
"Warga China tidak lahir di sini, kebanyakan dari mereka. Mungkin generasi barunya, iya. Jika Anda ingin tamu untuk pulang, dan tamu-tamu itu membawa perdamaian bagi masyarakat, mereka menjadi keuntungan bagi keluarga,” imbuhnya.
Komentar terkait ‘warga China Malaysia sebagai tamu’ tersebut menjadi puncak ketegangan kontroversi Zakir Naik dengan publik Malaysia. Hingga membuat empat menteri Malaysia (Menteri Komunikasi dan Multimedia Gobind Singh Deo, Menteri Ketenagakerjaan M Kulasegaran, Menteri Sumber Daya Alam, Tanah, dan Air Xavier Jayakumar, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman) menyerukan pengusiran Zakir Naik.
Zakir Naik tidak kali ini saja membuat geger publik Malaysia. Sebelumnya pada acara yang sama, Zakir membanding-bandingkan antara warga Hindu Malaysia dengan Muslim India. Katanya, warga Hindu di Malaysia memiliki '100 kali lebih banyak hak' dibandingkan warga minoritas Muslim di India.
Dia juga mengatakan, terkadang warga Hindu Malaysia lebih percaya kepada Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dari pada PM Malaysia Mahathir Muhammad. Komentar Zakir Naik tersebut dinilai bisa memprovokasi masyarakat Malaysia, mengingat isu ras dan agama di sana menjadi isu yang sangat sensitif.
Zakir Naik menepis semua tuduhan tersebut. Ia menganggap, pernyataannya kerap kali dipelintir sehingga menciptakan keretakan komunal. “Pujian saya untuk pemerintah Malaysia demi perlakuan adil antara minoritas Hindu terkadang dipelintir dan salah dikutip demi kepentingan politik dan menciptakan keretakan komunal," jelasnya.
Pada pertengahan 2018, Zakir Naik terlibat ‘keributan’ dengan media massa lokal Malaysia. Seperti diberitakan Malay Mail, Kamis (12/7/2018), Zakir mengaku kecewa dengan pemberitaan media massal lokal yang mengaitkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan teror dan menuduhnya menyampaikan ujaran kebencian. Menurutnya, pemberitaan seperti itu menodari citranya.
“Mereka tidak mampu untuk menemukan bukti melawan saya, sehingga mengerahkan sejumlah video klip yang direkayasa, kutipan-kutipan di luar konteks dan skema tidak jujur untuk menuding saya atas terorisme, pidato kebencian dan bahkan pencucian uang,” kata Zakir.
Atas sikap kontroversinya itu, otoritas Sarawak dan Perlis juga ikut mengambil langkah tegas terhadap Zakir Naik. Sarawak dan Perlis memutuskan melarang Zakir Naik menyampaikan ceramah di dua negeri bagian tersebut. Seperti dikutip laman media lokal Malaysia, Free Malaysia Today, Jumat (16/8/2019), otoritas Sarawak bahkan melarang Zakir Naik masuk wilayahnya sejak dua tahun terakhir, atau tepatnya sejak almarhum Adenan Satem menjabat Kepala Menteri Sarawak.
Zakir Naik di Malaysia bukan tanpa dukungan. Ketua Dewan Pemuda Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Nik Mohamad Abduh Nik Abdul Aziz, ‘menyerang balik’ pihak-pihak yang mengkritik Zakir Naik. Dia bahkan menuduh, hanya musuh-musuh Islam yang menginginkan Zakir Naik dideportasi ke India.
"Tidak ada warga Muslim yang setuju agar Zakir Naik diusir dari negara ini kecuali dia seorang munafik dan seorang pendosa," kata Nik Mohamad Abduh dalam pernyataan via Facebook, dilansir laman The Star, Jumat (16/8).
"Warga non-Muslim yang berupaya mengusir Zakir keluar dari negara ini, akan melakukan demikian jika mereka adalah musuh-musuh Islam. Mereka yang mendukung musuh-musuh Islam adalah antek-antek," lanjutnya.
Presiden PAS, Abdul Hadi Awang, juga menegaskan, lebih dari satu juta anggota PAS tidak akan membiarkan Zakir Naik disakiti. Ia memperingatkan kepada para pengkritik Zakir Naik agar tidak melampaui batas persaudaraan sesama Muslim.
"Mereka harusnya mengetahui bahwa kewajiban umat Islam adalah mempertahankan agama dan melindungi pemuka agama mereka," kata Hadi seperti dilansir Malaysiakini, Kamis (15/8).
Diperiksa Polisi Malaysia
Kepolisian Diraja Malaysia dilaporkan memeriksa Zakir Naik atas dugaan melanggar pasal 504 UU Pidana Malaysia. Pasal tersebut berisikan tentang tindak penghinaan secara sengaja dengan niat untuk memprovokasi demi merusak perdamaian.
“Pada saat ini, polisi sedang menyelidiki apakah dia (Zakir Naik) melakukannya atau tidak. Jika dia dinyatakan melakukan hal-hal yang merugikan negara ini, maka akan perlu untuk mencabut status permanent residentnya," tegas Mahathir, dikutip laman The Star, Jumat (16/8). (Red: Muchlishon)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua