Internasional

Kuburan Massal Ketiga Ditemukan di Kompleks RS Al-Shifa, Korban Konflik Gaza Terus Bertambah

Kamis, 9 Mei 2024 | 15:30 WIB

Kuburan Massal Ketiga Ditemukan di Kompleks RS Al-Shifa, Korban Konflik Gaza Terus Bertambah

Kuburan massal di kompleks RS Al-Shifa di tepi barat Gaza (Foto: Kantor berita WAFA)

Jakarta, NU Online
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan penemuan kuburan massal ketiga di dalam kompleks medis Rumah Sakit Al-Shifa, di sebelah barat Kota Gaza.

 

Petugas penyelamat dan ambulans berhasil mengevakuasi 49 jenazah dari lokasi tersebut, menambah jumlah korban konflik yang terus bertambah di wilayah ini.


"Sejauh ini, kru penyelamat dan ambulans menemukan 49 jenazah dari kuburan massal ketiga yang ditemukan di dalam Kompleks Medis Al-Shifa, sebelah barat Kota Gaza," kata Kementerian Kesehatan dalam laporan yang dirilis oleh kantor berita WAFA Rabu (8/5/2024).


Diketahui, ini adalah kuburan massal ketujuh yang ditemukan di rumah sakit di Gaza. Selain tiga kuburan massal di Al-Shifa, satu kuburan massal juga ditemukan di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, serta tiga kuburan massal lainnya di kompleks RS Nasser di Khan Younis.


"Dengan ditemukannya kuburan massal baru di dalam Rumah Sakit Al-Shifa, jumlah kuburan massal yang ditemukan di dalam rumah sakit telah meningkat menjadi tujuh kuburan massal, satu di Rumah Sakit Kamal Adwan, tiga kuburan di Kompleks Medis Al-Shifa, dan tiga kuburan di Kompleks Medis Nasser,” jelasnya.


Namun, sementara upaya penyelamatan terus berlangsung, situasi kemanusiaan di Gaza semakin kritis. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan bahwa rumah sakit di selatan Jalur Gaza hanya memiliki sisa bahan bakar yang cukup untuk bertahan hidup selama tiga hari.

 

"Rumah sakit di selatan Gaza hanya mempunyai sisa bahan bakar untuk tiga hari, yang berarti layanan akan segera terhenti,” katanya melalui media sosial X.


Sementara itu, salah satu dari tiga rumah sakit di Rafah, Al-Najjar, tidak lagi berfungsi karena operasi militer Israel di Rafah.


Tedros menekankan bahwa penutupan perlintasan perbatasan menghalangi upaya PBB untuk menyuplai bahan bakar yang sangat dibutuhkan.

 

"Tanpa bahan bakar, semua operasi kemanusiaan akan terhenti. Penutupan perbatasan juga menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” jelasnya.


Dia menambahkan bahwa pada saat operasi kemanusiaan yang rapuh, operasi militer Israel di Rafah semakin membatasi kemampuan pihaknya untuk menjangkau pengungsi palestina yang harus bertahan hidup tanpa makanan, sanitasi, layanan kesehatan, dan keamanan yang memadai.


“Ini harus dihentikan sekarang,” pungkasnya.

 

Sebagai informasi, menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas Palestina telah mencapai angka lebih 35 ribu jiwa dengan lebih dari 83 ribu korban luka-luka.

 

Militer Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 35.287 warga Palestina. PCBS mencatat bahwa 34.789 korban jiwa berada di Jalur Gaza, sementara 498 korban jiwa terdapat di Tepi Barat. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.