Kairo, NU Online
Dalam rangka menjaga dan melestarikan spirit dan khazanah Islam, makam-makam para ulama di Mesir perlu direvitalisasi.
Demikian seruan itu disampaikan oleh Anggota DPR RI Maman Imanulhaq, yang akrab disapa Kang Maman usai berziarah di makam-makam ulama Mesir, Ahad (27/1). Adapun makam-makam yang dikunjungi seperti Imam Husein, Imam Syafi'i, Imam Waki'.
"Kita serukan dunia Islam agar bersama-sama melakukan revitalisasi makam-makam ulama dalam rangka menjaga dan melestarikan spirit dan khazanah Islam," ujarnya.
Menurut Kang Maman, para ulama tersebut telah menjadi sosok teladan yang mewariskan spirit dan khazanah Islam yang spektakuler kepada umat Islam bahkan dunia. Imam Husein, misalnya, adalah Imam Syuhada yang menjadi simbol perlawanan terhadap kebatilan dan kezaliman.
"Imam Syafii adalah ulama pendiri Mazhab Syafii. Di Mesir banyak ulama besar. Laulaa ulama maa arafnaa anbiya, tanpa ulama kita tidak akan mengenal perjuangan para Nabi," ujar Pengasuh Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
Maman menambahkan bahwa komunikasi dan diplomasi kepada Pemerintah Mesir harus dilakukan agar Dunia Islam bisa membantu Mesir merevitalisasi makam-makam tersebut.
Lebih jauh disebutkan, wisata religi ini juga akan mendatangkan income yang besar buat Mesir. "Mesir adalah negeri penting bagi Indonesia. Karena jadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Kita dan banyak mahasiswa Indonesia di Al-Azhar," ungkap Kang Maman.
Dalam kesempatan berkunjung ke Mesjid Al-Azhar, Kang Maman menyatakan bahwa Al-Azhar adalah tempat yang menorehkan begitu banyak sejarah, melahirkan cendekiawan-cendekiawan Islam dan ulama-ulama besar.
"Di tempat inilah Islam terus dipertahankan dengan hujjah. Kekuatan Islam itu ada dua, yaitu hujjah dan jumlah," ujar ulama muda NU ini.
Oleh sebab itu, Kata Kang Maman, Al-Azhar telah menjadi bukti tinta emas sebuah perjuangan mempertahankan Islam adalah perjuangan melestarikan ilmu-ilmu Allah dan Rasulullah Muhammad Saw.
"Dari Al-Azhar kita melihat betapa mulianya orang yang belajar menuntut ilmu dan juga para guru yang mengajarkan ilmu," pungkasnya.
Kontributor: Ade Duryawan
Editor: Kendi Setiawan