Pringsewu, NU Online
Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung Dr. KH Khairuddin Tahmid mengatakan, seiring dengan perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat mengakses berbagai macam informasi saat ini, bermunculan sekelompok orang yang memiliki pemahaman tekstual yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dan diharapkan Rasulullah SAW.
Hal ini disampaikannya didepan jamaah Majelis Shalawat Saha Indonesia di Mesir saat melakukan kunjungan seminggu untuk mengisi beberapa acara serta melakukan kegiatan penelitian, Senin (23/1).
"Sekarang ini banyak sekali kelompok atau paham-paham yang salah dan salah-salah paham dan yang paling parah adalah yang enggak paham-paham," jelasnya pada kegiatan yang dihadiri oleh beberapa Syekh Al-Azhar di antaranya Syekh Said Ali, Mantan Wakil Menteri Wakaf (Wizaratul Auqof) Mesir, Syekh Muhammad Zaghlul Imam Masjid Al-Azhar, Syekh Muhammad Fauzi, Syekh Muhammad Illiwah Imam Masjid Al-Azhar, Syarif Muidzal-Idrisi, Mahmud Al-Azhari, 'Ashim As-Said serta ratusan mahasiswa Indonesia.
Oleh karenanya, Ketua Majelis Ulama Provinsi Lampung ini mengajak mahasiswa alumni Mesir harus menjadi pioner dalam pemahaman Islam yang moderat, tidak cenderung ke kiri (radikal) ataupun ke kanan (sekuler). Saat kembali ke Tanah Air, para alumni harus mampu menyampaikan dakwah islamiyyah dengan kewasathiyyahannya (moderat).
"Dan yang paling utama adalah mudah-mudahan ke depan bisa menjadi ulama pencerah bangsa dan agama dan menjadi pelopor bagi Islam untuk menjadi rahmatan lil alamiin, dan mempertahankan yang lama dan mengambil hal yang baru," harapnya.
Kiai yang memiliki selera humor tinggi ini merasakan atmosfer positif selama berada di Mesir serta merasa nyaman berkumpul bersama keluarga besar mahasiswa Indonesia.
"Saya merasa betah di sini, dan saya baru tahu hari ini kalau mahasiswa Al-Azhar itu enggak mau pulang karena betah dengan atmosfer shalawat yang ada di Kairo, Mesir ini. Bahkan sampai 10 dan 20 tahun belajar di sini," katanya disambut tawa yang hadir.
Acara tersebut diawali dengan pembacaan Simtud Duror, kemudian di bacakan Hadits Arbain Rifa'iyyah oleh Syekh Saiid Ali. Dilanjutkan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an oleh empat qori yang merupakan Imam Masjid Al-Azhar Kairo.
Pada kunjungan ke Mesir, Dosen Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung ini juga berkesempatan mengunjungi Mufti Darul Ifta, Syekh Dr. Ahmad Anwar Syalabi dan ke perpustakaan. Ini dilakukan untuk meneliti persoalan otoritas fatwa MUI dan Darul Ifta Al-Mashriyyah dalam bidang ekonomi islam.
"Dan sepertinya ada beberapa persamaan antara fatwa-fatwa yang dikeluarkan MUI dengan Majelis Fatwa Mesir," ungkapnya ketika dihubungi via telepon saat menjelaskan penelitian yang berjudul Otoritas Fatwa DSN MUI dan Darul Ifta' (Study Komparasi Produk Fatwa DSN MUI dan Darul Ifta' Mesir tentang Ekonomi Syariah).
Selain menjadi pembicara pada pengajian Majelis Shalawat Saha Indonesia di Darosah Kairo Mesir, ia juga akan melakukan silaturrahmi dan ramah tamah dengan keluarga besar Ikatan Mahasiswa Lampung (IKMAL) yang ada di Mesir pada Rabu (24/1/18).
"Silaturahmi saya dan Istri ini juga dinawaitukan untuk mengunjungi putra sulung saya Ahmad Musyaddad Kholil yang masih belajar di Universitas Al Azhar dan Istrinya Ita Hidayatul Baiti serta cucu tercinta Habibi Muhammad " pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)