Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak agar anak-anak militan ISIS dipulangkan ke negara orang tuanya, dari Suriah. Kata PBB, negara memiliki kewajiban untuk melindungi anak-anak, termasuk mereka yang tidak memiliki status kewarganegaraan.
“Pelanggaran terhadap prinsip mendasar ini akan menjadi penghinaan besar terhadap kewajiban," kata seorang anggota Komisi PBB untuk Urusan Suriah, Hanny Megally, kepada AFP, dilansir laman Asharq Al-Awsat, Kamis (16/1).
Pernyataan Megally tersebut keluar setelah komisinya mengeluarkan laporan mengenai anak-anak militan ISIS di Suriah. Dalam laporan itu disebutkan bahwa anak-anak militan ISIS tersebut dalam keadaan berbahaya karena tidak memiliki dokumen resmi. Keadaan ini akan mempersulit mereka untuk mendapatkan kewarganegaraan dari negara dimana orang tua mereka berasal.
“Ini dapat mempersulit hak mereka untuk mendapatkan kewarganegaraan, proses reunifikasi dengan keluarga, dan membuat mereka berisiko tinggi menjadi korban eksploitasi dan kekerasan," demikian kata laporan Komisi PBB untuk Urusan Suriah.
Karena itu, anak-anak militan ISIS itu sekarang tinggal di kamp-kamp di wilayah Suriah. Data PBB menyebutkan bahwa jumlah anak militan ISIS di kamp-kamp Suriah mencapai 28 ribu anak, dimana 20 ribu di antaranya merupakan kiriman dari Irak.
“Penundaan menarik anak-anak ini dari penjara sangat memalukan. Ini skandal," tegas Pinheiro.
PBB mendorong agar negara asal militan ISIS mengakui data dari pihak non-negara seperti ISIS sehingga anak-anak tersebut bisa mendapatkan dokumen resmi. Dengan itu, anak-anak tersebut bisa mendapatkan haknya, yaitu status kewarganegaraan.
Dalam laporan itu, PBB juga mengecam rencana sejumlah negara yang akan memulangkan anak-anak militan ISIS tanpa ibu mereka. Karena itu bertentangan dengan dengan prinsip 'kepentingan terbaik anak.’
Sebagaimana diketahui, ketika ISIS berhasil dikalahkan pada tahun lalu, para militan yang berasal dari 50 negara ditahan di sejumlah penjara di Irak dan Suriah. Sebagian besar keluarga militan ISIS ditahan di kamp Al-Hol, timur laut Suriah. Kamp ini begitu pada karena menampung hingga 68 ribu orang. Akibat kamp yang begitu padat, dilaporkan 500 orang meninggal sepanjang 2019.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua