PCI Fatayat NU Asia Timur Bahas Peran Perempuan dalam Perdamaian dan Spirit Bulan Muharram
Rabu, 24 Juli 2024 | 09:03 WIB
Jakarta, NU Online
Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Fatayat NU Hongkong, PCI Fatayat NU Jepang, dan PCI Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Korea Selatan, berkolaborasi menyelenggarakan webinar internasional PCI Fatayat NU se-Asia Timur dengan tema “Aktualisasi Spirit Bulan Muharram: Peran Perempuan dalam Menjalin Persahabatan dan Perdamaian”.
Ketua PCI Fatayat NU Hongkong sekaligus Ketua Panitia, Yayuk Yuliani Wahyuningtyas, dalam sambutannya menegaskan bahwa PCI Fatayat NU di masing-masing negara akan terus melanjutkan perjuangan dakwah Nahdlatul Ulama dan berkomitmen untuk terus melakukan kolaborasi untuk memperkuat persahabatan antar-negara.
Acara webinar dipandu oleh Ketua PCI Fatayat NU Korea Selatan, Mozart Nuzul Apriliza dan dimoderatori oleh Wakil Ketua PCI Fatayat NU Jepang, Sri Dian Nursapaah. Forum ini menghadirkan pembicara utama yakni Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maemunah dan Ketua Forum Daiyah Fatayat Kabupaten Kendal Lailatus Syarifah.
Margaret menyatakan, forum tersebut tidak hanya berfungsi sebagai ajang berbagi ilmu, melainkan juga memperkuat ikatan persaudaraan dan komitmen PCI Fatayat NU se-Asia Timur dalam membangun persahabatan dan perdamaian.
Ia mengapresiasi koordinasi dan kolaborasi PCI Fatayat NU antarnegara sebagai perwujudan nyata persahabatan sesama kader Nahdlatul Ulama di luar negeri.
"Perempuan memiliki peran strategis dalam membangun persahabatan dan perdamaian. Dalam konteks yang sangat luas, dengan adanya organisasi Fatayat, saya harap semangat ini akan lebih masif dan berdampak positif kepada masyarakat," ungkap Margaret, dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024).
Bertepatan dengan bulan Muharram, dalam forum tersebut juga dibahas terkait spirit ibadah selama bulan pertama dalam penanggalan Hijriah itu. Ketua Forum Daiyah Fatayat Kabupaten Kendal Lailatus Syarifah membahas tentang keutamaan bulan Muharram dan menekankan spirit perdamaian pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah. Dia juga menekankan bahwa perempuan dapat berperan sebagai mediator dan negosiator, baik di tingkat masyarakat maupun global.
“Bulan Muharram jaraknya dekat dengan Dzulhijjah, di mana jamaah haji masih dalam perjalanan pulang, sehingga dilarang adanya perang. Perempuan dapat menjadi agen perdamaian. Perempuan dikaruniai rahim yang senada dengan salah satu Asmaul Husna yang bermakna Yang Maha Penyayang,” paparnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua