Yeongcheon, NU Online
Menyambut Harlah ke-93 NU, PCINU Korea Selatan mengadakan kegiatan pembekalan latihan dasar kepemimpinan (LDK) kepada para pengurus dan amir mushalla/mesjid di seluruh Korea Selatan. Acara diadakan di kantor sekretariat PCINU Korsel di Kota Yeongcheon, Kyeongsangbuk Do, Ahad (24/4).
Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan KBRI Seoul, para pengurus PCINU dan amir mushola dan masjid diseluruh Korea Selatan.
Selain sebagai wadah silaturrahim, program tahunan PCINU Korsel ini juga bertujuan memberikan pemahaman kepada warga Nahdliyin di Korsel akan tugas, hak dan kewajiban sebagai WNI yang sedang bekerja atau belajar di Korea dan juga pembekalan tentang ke-Aswaja-an ala NU.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Ustadz Hasan Tohari (Ketua LAZISNU Korsel) yang dilanjut dengan tahlil berjamaah yang dipimpin ustadz Ahmad Syaifulloh. Dalam sambutannya Ketua PCINU Korsel Ustadz Zainal Abidin menekankan akan pentingnya kegiatan ini.
"Agenda LDK dengan materi keaswajaan, kepemimpinan dan pertahanan nasional sangat penting dengan tujuan membentengi umat Islam khususnya warga nahdliyin Korea dari pengaruh dan serangan paham radikal yang menjadi sumber perpecahan umat Islam," tegasnya.
Narasumber pertahanan nasional Tudiono yang merupakan perwakilan KBRI Seoul, mengingatkan akan arti penting bela negara.
Dia menceritakan panjang lebar sejarah berdirinya bangsa Indonesia dengan asas pancasilanya yg menaungi semua ras, suku, agama, adat, budaya bersatu dlm memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. "Ormas NU lahir sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan RI dan mempertahankan Kemerdekan RI harus kita teladani. NU ormas moderat yang bisa menghargai dan menghormati keberagaman masyarakat indonesia,” lanjut Tudiono.
Dia juga mengajak bahwa bela negara harus digalakan mengingat ancaman terorisme semakin nyata dengan munculnya ISIS dan kejadian-kejadian bom di berbagai negara di Eropa seperti Prancis, Turki, Belgia dan konflik Timur Tengah yang berkepanjangan membawa dampak negatif terhadap negara dan umat Islam khususnya yang selalu mndapat stigma negatif.
Bahkan kini ancaman terorisme telah masuk di Korea Selatan, dengan ditangkapnya WNI yang terindikasi sebagai simpatisan jabhat al-nusro. Untuk itu diharapkan warga nahdliyin yang berada di Korea Selatan agar lebih aktif menebar Islam ramah, damai, dan Islam yang penuh toleransi yang membawa misi rahmatan lilalamin.
Acara juga diisi dg pemahaman kepemimpinan oleh ustadz Untung Susilo, materi ke-aswajaan oleh ustadz Haromain dan pemberdayaan infak, zakat dan shadaqah LAZISNU Korsel melalui programnya “Sedekah Seribu” yang selama ini banyak membantu masyarakat Indonesia kurang mampu begitu juga TKI yang kena musibah di Korea Selatan. Kerja nyata dari LAZISNU Korsel ini pernah sempat mendapat apresiasi oleh PBNU. (Imam Sibaweh/Fathoni)