Paris, NU Online
Pemerintah Perancis mengecam aksi tentara Israel yang menembaki warga Palestina yang sedang menggelar unjuk rasa di Perbatasan Gaza dan Israel. Dilaporkan, bentrokan terbaru yang terjadi pada Jumat (6/4) menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk seorang jurnalis. Total, setidaknya 30 orang tewas dan ratusan orang lainnya terluka dalam aksi protes yang dimulai pekan lalu itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Agnes von der Muhll mengatakan, dunia harus memberikan perhatian lebih terkait dengan bentrokan serius yang terjadi Gaza.
“Prancis menekankan kembali kecaman terhadap aksi penembakan oleh pasukan Israel,” kata Muhll sebagaimana dilaporkan AFP, Sabtu (7/4).
Muhll menyebutkan, pemerintah Perancis menghimbau kepada kedua belah pihak untuk menahan diri agar tidak terjadi korban yang berkelanjutan. Baginya, penggunaan kekuatan militer harus sesuai dengan hukum hak asasi manusia.
“Paris menyerukan kedua pihak terkait untuk menahan diri dan menekankan bahwa penggunaan kekuatan militer harus proporsional, sesuai dengan hukum hak asasi manusia internasional untuk mencegah korban lebih lanjut,” jelasnya.
Pejabat Gaza mengatakan, ada puluhan ribu pengunjuk rasa yang tersebar di lima lokasi di sepanjang 65 kilometer, sebagian besar di daerah gurun yang perbatasan langsung dengan Israel. Diperkirakan 17 ribu warga Palestina ikut dalam aksi tersebut.
Direncanakan demonstrasi akan dilaksanakan selama enam pekan, dimulai Jumat pekan lalu hingga tanggal 15 Mei nanti. Bertepatan dengan hari Nakba atau Bencana, sebuah hari yang menandai perpindahan ratusan ribu orang Palestina dalam konflik pembentukan negara Israel 70 tahun lalu. (Red: Muchlishon)