Internasional

Peserta KTI Maroko Lakukan Pendaftaran di KBRI agar Dapat Perlindungan Jika Terjadi Keadaan Darurat

Senin, 21 Oktober 2024 | 20:30 WIB

Peserta KTI Maroko Lakukan Pendaftaran di KBRI agar Dapat Perlindungan Jika Terjadi Keadaan Darurat

Peserta KTI saat berada di KBRI Rabat, Maroko, Senin (21/10/2024). (Foto: Sunnatullah)

Rabat, NU Online

Sebagai bentuk kepatuhan terhadap prosedur keamanan dan perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, para peserta Rombongan Kepenulisan Turots Ilmiah (KTI) Maroko secara resmi telah melakukan pendaftaran diri di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rabat, Maroko, Senin (21/10/2024).


Pendaftaran ini dilakukan setelah mereka tiba di Maroko, dengan tujuan untuk memastikan adanya dukungan dari pihak KBRI selama berada di Maroko.


Pihak KBRI menyambut baik dan memfasilitasi proses pendaftaran dengan layanan yang cepat dan ramah. Dengan terdaftarnya Peserta KTI Maroko di KBRI, diharapkan komunikasi antara WNI dan pihak KBRI dapat terjalin dengan baik, serta KBRI dapat memberikan perlindungan dan bantuan jika terjadi keadaan darurat.


Dalam kesempatan itu, perwakilan KBRI memberikan sambutan hangat kepada para WNI KTI Maroko.


"Selamat datang di Maroko. Selamat menikmati momen-momen indah di negara Maghrib," ujar perwakilan KBRI di Rabat Sutarwindargo.


Melalui pendaftaran ini, Peserta KTI Maroko juga berkesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi penting terkait layanan konsuler serta kegiatan dan program-program yang diselenggarakan oleh KBRI Rabat untuk warga Indonesia di Maroko.


Selain itu, ia dengan penuh rasa syukur menyampaikan bahwa hubungan antara Indonesia dan Maroko semakin erat. Tidak hanya mencakup aspek diplomatik dan kenegaraan, tetapi juga berkembang di bidang keilmuan dan pendidikan.


“Alhamdulillah, hubungan Indonesia dengan Maroko benar-benar erat dan luar biasa. Tidak hanya tentang negara, tapi juga tentang keilmuan,” ujarnya.


Tahun ini, KBRI Rabat dengan bangga menerima lebih dari 50 pelajar dan delegasi dari Indonesia, yang datang dengan berbagai tujuan akademis dan keilmuan.


“Tahun ini saya menerima sekitar 50 orang lebih pelajar, mulai dari delegasi PBNU hingga Kementerian Agama Republik Indonesia,” lanjutnya.


Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Nahdlatul Ulama (IKANU) Maroko Muhammad Iqbal menegaskan betapa pentingnya silaturahim itu, terutama dengan peran sentral KBRI sebagai rumah bersama bagi WNI di Negeri Maghrib.


“Alhamdulillah kita semua hari ini bisa bersilaturrahim ke rumah kita bersama di Maroko, yaitu KBRI Maroko,” ungkap Iqbal saat menyampaikan sambutan para peserta KTI Maroko di KBRI Rabat.


Iqbal berharap, para peserta KTI, yang mayoritas berasal dari institusi pendidikan berbasis pesantren terkemuka di Indonesia, agar tidak hanya membawa semangat akademik dan keilmuan yang tinggi, tetapi juga menjunjung nilai-nilai budaya, agama, dan kebangsaan selama berada di Maroko.


Iqbal menegaskan bahwa keberadaan para pelajar ini bukan hanya sebagai individu, melainkan sebagai representasi dari Indonesia dan tradisi keilmuan pesantren yang berakar kuat di tanah air,


“Ini semua berasal dari pesantren besar Indonesia. Saya harap panjenengan semua bisa menjaga nama baik Indonesia,” ujarnya.