Internasional

Srikandi Masjid At-Taubah Guji Korsel: Semangat Tanpa Lelah di Tanah Rantau

Kamis, 3 April 2025 | 18:00 WIB

Srikandi Masjid At-Taubah Guji Korsel: Semangat Tanpa Lelah di Tanah Rantau

Para perempuan Indonesia di Guji Daegu Korea Selatan menyiapkan makanan berbuka puasa pada Ramadhan 1446 H. (Foto: Achmad Fadilah)

Daegu, NU Online
Di sudut kota Guji, Daegu, Korea Selatan, saat azan Maghrib berkumandang di pertengahan Ramadhan 1446 Hijriah. Suara azan ini bersumber dari Masjid At-Taubah yang menjadi tempat yang paling dinantikan para pekerja migran Indonesia.


Di sana, mereka berkumpul, melepas lelah, dan menikmati hidangan berbuka puasa yang disajikan dengan penuh cinta oleh para srikandi masjid—para perempuan pekerja migran yang tak hanya gigih di tempat kerja, tetapi juga tanpa lelah mengabdi untuk sesama.

 

Bekerja Keras di Tanah Rantau
Sebagai pekerja migran, hidup mereka jauh dari kata mudah. Sejak pagi buta, mereka telah bersiap menjemput rezeki, bekerja di pabrik, restoran, atau tempat usaha lainnya dengan penuh dedikasi. Meski lelah menyelimuti, semangat mereka tak pernah surut. Ada tekad kuat dalam diri mereka untuk terus berjuang demi keluarga di kampung halaman, sembari tetap menjaga kebersamaan dalam komunitas Muslim di Guji.

 

Namun, di tengah kesibukan kerja, mereka tetap menyempatkan diri untuk menghidupkan bulan suci Ramadan dengan cara yang istimewa: menyiapkan hidangan berbuka puasa bagi para tamu Allah di Masjid At-Taubah.

 

Dapur Kecil, Hati yang Besar
Setiap sore, sebelum matahari tenggelam, dapur kecil di masjid itu mulai ramai. Di dalamnya, para srikandi ini bekerja bahu-membahu, mengupas bawang, mengaduk kuah, dan menyiapkan berbagai hidangan khas Indonesia. Meski hanya berbekal peralatan sederhana, mereka mampu menyajikan aneka makanan yang menggugah selera—dari kolak pisang, es buah, hingga nasi dengan lauk pauk yang lengkap.


Bagi mereka, berbagi bukan sekadar tentang makanan, tetapi juga tentang kehangatan dan kebersamaan. Setiap suapan yang mereka sajikan adalah simbol kasih sayang, yang mengingatkan para pekerja lain akan rumah, ibu, dan keluarga yang jauh di tanah air.

 

Ketulusan yang Menyentuh Hati
"Kami ingin semua orang yang datang ke masjid merasa seperti di rumah sendiri," ujar Yanti, salah satu srikandi yang selalu aktif di dapur masjid.

 

Kata Yanti, kelelahan setelah seharian bekerja seolah sirna saat melihat wajah-wajah bahagia mereka yang menikmati hidangan berbuka.


Tak hanya memasak, Yanti dan para perempuan lainnya juga mengurus segala kebutuhan masjid—dari membersihkan ruangan, menata sajian, hingga memastikan setiap jamaah merasa nyaman. Semangat mereka begitu menular, membuat suasana Ramadhan di Masjid At-Taubah terasa begitu istimewa, meski berada di negeri orang.


Kebersamaan yang Menguatkan
Masjid At-Taubah bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga rumah bagi para pekerja migran Indonesia di Guji. Di sini, mereka menemukan keluarga baru, sahabat yang saling menopang, dan semangat yang terus menyala. Para srikandi ini adalah jiwa dari masjid tersebut, memastikan bahwa Ramadan di perantauan tetap hangat dan penuh berkah.

 

Berkat mereka, Masjid At-Taubah tak pernah sepi dari kebaikan. Setiap makanan yang tersaji, setiap sajadah yang terbentang, adalah bukti nyata bahwa ketulusan dan semangat berbagi mampu menembus batas jarak dan budaya. Mereka adalah srikandi sejati, yang dengan tangan kecilnya telah menorehkan makna besar bagi komunitas Muslim di Guji

 

​​​​​​Ustadz Achmad Fadilah, Dai Go Global LD-PBNU 2025 di Korea Selatan.