Internasional

Tentang Amal Baik yang Perlu Dilakukan Berulang-ulang

Senin, 25 Maret 2024 | 23:45 WIB

Tentang Amal Baik yang Perlu Dilakukan Berulang-ulang

Prof MN Harisudin (ketiga dari kanan) bersama umat Islam di Jerman (Foto: dok istimewa)

Bremen, NU Online
Amal yang dilakukan berulang-ulang (repeatedly) akan menghasilkan being. Being artinya menjadi. Orang yang berulang kali sedekah akan menjadi ahli sedekah. Orang yang berulang kali ibadah akan menjadi ahli ibadah. Orang yang berulang kali puasa sunah akan menjadi ahli puasa.


Pemaparan ini disampaikan Prof KH M Noor Harisudin saat memberikan ceramah menjelang berbuka puasa yang diselenggarakan oleh Keluarga Muslim Indonesia (KMI) Bremen, Jerman pada Jumat (22/03/2024) di Mushala ar-Raudlah. 


"Dalam hadits Rasulullah Saw disebutkan kaana khuluquhu al-Qur’an. Akhlaq Rasulullah adalah al-Qur’an. Mengapa? Karena seluruh isi Al-Qur’an sudah dipraktikkan oleh Rasulullah," jelasnya dalam kegiatan yang dihadiri puluhan Muslim berbagai negara seperti Indonesia, Jerman, Turki. 


Nabi Muhammad Saw, lanjut Prof Haris, juga mengulang-ulangnya hingga Al-Qur’an mendarah daging dalam kepribadiannya.


Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan Majlis Ulama Indonesia Jawa Timur menyampaikan hal itu dalam kaitan atau langkah peningkatan keislaman. Langkah sebelumnya adalah knowing (ilmu) dan doing (mempraktikkan).


Dalam konteks ini maka umat Islam–khususnya di Eropa—dapat meningkatkan keislamannya dengan tiga hal di atas.


Prof Haris mencontohkan dari dulu hingga sekarang, umat Islam sering berdoa untuk al-ulama al-amilin yaitu orang-orang alim yang mengamalkan ilmunya.

 

"Karena di sini kedahsyatan ulama yang 'amilin. Bukan hanya ilmu, namun juga mempraktikkan ilmu hingga menjadi bagian dari diri orang tersebut," ujar Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Pergerakan.


Antusiasme komunitas Muslim
Selain di Mushala ar-Raidlah, antusiasme komunitas Muslim juga terlihat di beberapa masjid di Bremen dalam mengisi Ramadhan.


"Hampir setiap masjid di Bremen rutin mengadakan kajian selama Ramadhan yang mengakomodir berbagai level usia; orang tua, pemuda, dan anak-anak," tutur Anwaril Hamidy, mahasiswa Doktoral Pendidikan Matematika University of Bremen.


Anwaril menceritakan di kampusnya, diadakan buka puasa bersama yang terbuka bagi mahasiswa internasional. "Hal ini sebenarnya menjadi  ajang berbagai budaya antarnegara dan kesempatan bagi seorang Muslim menjadi duta dalam mengenalkan nilai Islam," ungkap Anwaril yang juga Dosen UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda.


Berlomba-lomba dalam beramal
Secara umum, umat Muslim berlomba-lomba mencari amal selama bulan Ramadhan. Salah satunya Komunitas Masjid di Jerman yang melakukan pembacaan Al-Qur’an 20 halaman per hari, menawarkan makanan saat buka puasa, di mana pun dan siapa pun yang datang.


Terdapat juga sebagian besar orang mengundang buka puasa ke rumah masing-masing, bahkan ke restoran.


"Khususnya masjid Turki, ada program 1 juz Al-Qur'an di masjid setiap harinya. Dilanjut dengan berbagi makanan yang dibiayai komunitas dan juga umat Muslim swasta. Restoran Muslim juga menawarkan pelanggan menu yang Istimewa di bulan Ramadhan, seperti memberikan, kurma, sup dan salad gratis," tutur Fadhlan Muhammad Ruhama Vidjaja yang saat ini bekerja di Mercedes Bremen.