Internasional

Terus Melonjak, 11.470 Warga Palestina Terbunuh oleh Israel

Jumat, 17 November 2023 | 17:30 WIB

Terus Melonjak, 11.470 Warga Palestina Terbunuh oleh Israel

Kondisi salah satu lokasi di Gaza yang dibom Israel. (Foto: kantor berita Palestina WAFA via Times of Gaza)

Jakarta, NU Online

Tragedi kemanusiaan terus berlanjut di Gaza, Palestina sejak meletusnya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban jiwa telah mencapai 11.470 orang, termasuk 4.707 anak-anak, 3.155 perempuan, dan 668 lansia.


Berdasarkan pernyataan resmi, sebanyak lebih dari 29.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Angka ini mencakup lebih dari 210 petugas kesehatan yang terluka selama memberikan perawatan untuk menyelamatkan korban. Pihak berwenang Palestina juga melaporkan bahwa 203 petugas kesehatan dan 36 petugas pertahanan sipil juga terbunuh oleh Israel.


Selain serangan di Jalur Gaza, situasi di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober 2023 juga sangat mengkhawatirkan. Dilaporkan bahwa 197 warga Palestina telah tewas akibat tembakan tentara Israel, sementara 2.750 orang lainnya mengalami luka-luka.


Komunitas internasional secara luas mengutuk agresi Israel dan menyerukan untuk segera mengakhiri pembantaian. 


Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mendesak gencatan senjata di Gaza untuk melindungi warga sipil, mengakhiri perpindahan paksa, dan memfasilitasi kembalinya warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka.


Al-Maliki menunjukkan bahwa agresi brutal Israel terhadap Jalur Gaza menargetkan setiap sudut wilayah tersebut, sehingga tidak ada tempat aman. Dia menyoroti bahwa Israel melakukan pembantaian yang mengakibatkan hilangnya lebih dari 11.000 nyawa warga Palestina, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.


"Gaza juga menghadapi kelaparan, pengungsian, dan kehancuran yang meluas, yang semuanya merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional," kata Al-Maliki, dikutip dari WAFA, Jumat (17/11/2023).


Menlu mengecam posisi beberapa negara yang tidak mengubah pendiriannya bahkan setelah lebih dari 40 hari agresi Israel. Dia mencatat dukungan mereka atas apa yang disebut hak Israel untuk membela diri, secara efektif telah memberi Israel pembenaran untuk terus melakukan serangan dan kejahatan terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza.


Menlu juga membahas kondisi yang menantang di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, di mana pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel dan milisi pemukim bersenjata semakin meningkat.