Internasional

Tradisi di Qatar, Bunyikan Meriam Selama Ramadhan ketika Maghrib Tiba

Kamis, 13 Maret 2025 | 08:30 WIB

Tradisi di Qatar, Bunyikan Meriam Selama Ramadhan ketika Maghrib Tiba

Tradisi membunyikan meriam di Qatar saat Maghrib tiba. (Foto: dok. PCINU Qatar)

Jakarta, NU Online

Bendahara Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sugeng Riyadi menyampaikan bahwa di Qatar memiliki tradisi unik selama Bulan Ramadhan yaitu membunyikan meriam ketika Maghrib tiba atau waktu berbuka puasa.


Sugeng menyampaikan bahwa Pemerintah Qatar pun ikut menyiapkan meriam untuk memeriahkan Bulan Ramadhan.


“Di Qatar yang menjadi ikon yang sangat ramai adalah meriamnya yang di bunyikan selama Ramadhan dan ketika waktu adzan Magrib tiba. Di Kota Doha ada Pantai Comiche dan di sebelahnya terdapat pasar tradisional yang namanya Syukrif,” ujar Sugeng dalam Acara Dialog Interaktif #6 yang disiarkan secara langsung melalui instagram NU Online pada Selasa (11/3/2025).


“Pasar Syukrif setiap hari ramai orang mencari meriam untuk dibunyikan ketika azan Maghrib, bahkan Pemerintah Qatar ikut menyiapkan meriam yang akan dibunyikan ketika Maghrib telah tiba,” lanjutnya.


Ia menyampaikan membunyikan meriam di Pantai Comiche dan Pasar Syukrif menjadi momen spesial bagi warga Qatar, anak-anak yang hadir dalam acara tersebut akan mendapatkan hadiah menarik.


“Membunyikan meriam itu menjadi momen spesial dan tidak hanya membunyikan, ada juga momen membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak yang hadir ke acara tersebut, sebagai bentuk memberikan semangat kepada anak-anak bahwa Bulan Ramadhan itu spesial,” katanya.

 

Pria yang juga Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu menyampaikan bahwa selama Ramadhan di Qatar, jam bekerja hanya lima jam dan jika lebih dari itu akan dihitung sebagai jam lembur.


“Menariknya di Qatar, khusus pekerja baik di lapangan maupun di kantor, kerjanya hanya lima jam saja, yang biasanya delapan jam. Kalau yang shif kan tetap delapan jam, tapi tetap yang dihitung lima jam dan tiga jam kemudian dihitung lembur,” ujarnya.


“Karena hanya lima jam saja bekerjanya, Ramadhan jadi bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pekerja,” lanjutnya.


Sugeng menyampaikan bahwa PCINU Qatar memiliki kegiatan kajian secara rutin yang dilakukan secara offline maupun online bagi warga Indonesia yang sedang belajar dan bekerja di Qatar.


“Kegiatan PCINU Qatar yang offline setiap Jumat pagi ada ngaji Al-Qur’an dan kitab kuning di satu tempat di Kota Wakrah, jadi ada ustadz yang datang dan bergantian yang ustadznya berasal dari Indonesia bekerja sebagai muazin di Qatar di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag),” ucapnya.


“Ada berjalan secara blended, karena pengajarnya sudah pulang ke Indonesia jadi pengajarnya online melalui zoom dan kita-kita kumpul di satu tempat secara offline,” lanjutnya.