Internasional

Tuntut Pelucutan Senjata, Hamas Tolak Proposal Gencatan di Gaza

Rabu, 16 April 2025 | 10:00 WIB

Tuntut Pelucutan Senjata, Hamas Tolak Proposal Gencatan di Gaza

Anggota bersenjata dari sayap militer Hamas ikut serta dalam upacara penyerahan sandera selama gencatan senjata baru-baru ini. (Foto: EPA/BBC)

Jakarta, NU Online

Hamas secara resmi menolak tawaran gencatan senjata yang diajukan Israel dengan menuntut pelucutan senjata. Hal tersebut disampaikan Sami Abu Zuhri, Pejabat Senior Hamas, sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Selasa (15/4/2025).


Sementara itu, Israel membebaskan sembilan tawanan rakyat Palestina ke Gaza. Namun Koresponden Al Jazeera di Deir el-Balah menyebut bahwa dalam diri mereka terdapat tanda-tanda penyiksaan.


Israel telah mengeluarkan proposal gencatan senjata kepada mediator Mesir dan Qatar pada Senin (14/4/2025). Dalam proposal tersebut, ditawarkan 45 hari gencatan senjata sementara ditukar dengan pembebasan 11 tawanan yang masih ditahan di Gaza.


Senada, dilansir dari BBC bahwa Hamas menolak tawaran Israel untuk gencatan senjata sementara di Gaza untuk enam pekan dan menuntut pelucutan senjata.


Penolakan itu, menurut pejabat senior Palestina, karena rencana gencatan senjata tidak menunjukkan komitmen Israel untuk mengakhiri perang atau menarik pasukannya yang menjadi tuntutan utama Hamas dalam pertukaran untuk membebaskan sebagian tawanan yang masih ditahan mereka.

 
PBB mencatat, hampir 400.000 warga Palestina telah mengungsi lagi sejak Israel melanjutkan serangannya hampir empat minggu lalu. (Foto: Anadolu/BBC) 


Sebelumnya, Hamas tengah mempelajari proposal Israel yang disampaikan kepada mediator Mesir dan Qatar yang menawarkan 45 hari gencatan senjata sementara ditukar dengan pembebasan 11 tawanan yang masih ditahan di Gaza.


Dilansir Al Jazeera, Sami Abu Zuhri sebelum merilis pernyataan resmi, menyebut bahwa Hamas tidak akan menerima segala permintaan untuk melucuti senjata.


"Selagi masih ada pendudukan, perlawanan bakal berlanjut. Permintaan pelucutan senjata Hamas bahkan tidak dapat diterima untuk didengar," katanya.


Pembicaraan yang digelar di Kairo pada Senin (14/4/2025) kemarin berakhir dengan tidak ada kejelasan pergerakan untuk mengakhiri perang secara permanen yang meningkat sejak Israel merusak gencatan senjata di Gaza pada 18 Maret 2025 lalu.


Sebagaimana diketahui, per hari ini, sudah hampir 51 ribu korban yang tercatat meninggal akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 lalu.


Data Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut setidaknya ada 50.983 orang yang terkonfirmasi meninggal dan 116.274 lainnya luka-luka. Namun, ada ratusan ribu orang yang terlantar dan melawan kelaparan.


Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan di sini